Rabu, 28 Maret 2018

Bagi Kalian yang Tak Pandai Menawar




“Eh kamu beli ini berapa?”
“ Lima ratus ribu”
“Mahal amat, aku kemarin tiga ratus dapat” (Nelen dompet)

***
Makin ke sini keinginan manusia makin beragam dan hasrat belong to something makin kuat. Ditambah dengan maraknya kios entah di dunia nyata maupun fana, eh maya, mata kita seakan dimanja. Apalagi nonton berita Syahrini, Gigi atau Nia Ramadhani, duuuhh.......sungguh, ingin sekali menuliskan hobbi shopping di kolom data diri.

Karena saya tahu diri, shopping bukan hobi sih, Cuma memang butuh, butuh untuk dipakai, untuk dimakan, bukan untuk pajangan sebagai koleksi. Itupun masih banyak yang dipertimbangkan, kira-kira urgent tidak, masih ada nggak yang jadi akar daripada beli rotan, habis beli masih ada amplop cadangan akhir bulan nggak, and ndebrew and ndebrew. Apalagi saya ini tipikal orang yang tak pandai menawar, bawaannya nggak mau bersilat lidah sampai berdarah-darah (lebay). Kalau kejadian seperti percakapan tadi di awal sih, sebenarnya agak nyesek juga ya.

 Nah, biar nggak nyesek di kemudian hari, di sini akan disajikan beberapa petuah meski Cuma remah-remah. Bagi yang punya waktu luang bolehlah membaca sampai akhir, tapi kalau sibuk ya abaikan saja. Sungguh, tak elok menghabiskan waktu beberapa menit hanya untuk membaca tulisan ecek-ecek ini say.

1. Ajak emak-emak pandai menawar

Kalau habis gajian, bolehlah ya ajak emak-emak yang militan ke tanah abang. Demi apa coba selain untuk mendapatkan harga yang ndlosor. Kuncinya adalah sabar dan jangan ikut campur dalam ia mendiskusikan harga. Emak-emak jenis ini sudah kebal dengan drama penjual. Prinsipnya adalah dengan uang sekecil-kecilnya, kita bisa mendapatkan barang sebanyak-banyaknya. Emak model ini nggak mempan dengan wisdom “ biar jadi rejeki penjualnya” hahhaaaa.....tapi perlu dipertimbangkan bahwa ngajak orang berarti menanggung ongkos dan akomodasi. Siapkan untuk tiket kereta bolak-balik plus soto ayam kalau perlu ke pijat refleksi. Ingat, jangan sampai pengeluaran lebih mbludak daripada jalan sendiri ya...

2. Belanja di fixed price

Nggak punya teman ahli menawar? Tipikal orang solitude? Introvert? Mlipir saja ke fixed price. Kalian nggak perlu buang ludah untuk menawar, paling dijawab, “harga pas” mbak. Yang perlu dipersiapkan tentu saja fulus dan mental kalau ternyata tetangga sebelah bisa juga menawar di fixed price itu.

3. Giat Bekerja

Ini adalah solusi yang tepat dan reasonable. Mau belanja? Males menawar? Mau dapat banyak? Ya kerja giat kalau perlu lembur untuk mendapatkan pemasukan lebih. Karena, pada intinya, barang-barang itu dibeli dengan uang bukan daun apalagi hanya senyuman manis.

4. Tawakal sebagai bukti cinta Illahi

Ini adalah titik di mana kalian mencapai ketenangan batin. Nggak perlu nyesek lihat orang lain mendapatkan harga yang lebih murah. Dengan prinsip “sudah jadi rejekinya penjual” membuat hati lebih nyesss. Berbekal dengan dalil “ mempermudah rejeki orang lain sama dengan mempermudah rejeki kita sendiri” sudah cukup membuat kita tidur lebih pulas yee kan.

Anyway, tawar-menawar adalah sesuatu yang biasa dijumpai hanya saja memang ada beberapa yang enggan atau malah sebaliknya. Bagi yang pencari harga murah garis keras, mbok ya jangan sadis-sadis amatlah ya kalau menawar. Para penjual kan nggak hanya modal duit tapi tenaga, belum lagi kalau modalnya masih ngutang. Woles sajalah ya. Untuk penjualnya ya kasih harga yang reasonable ya, win-win solution gitu. Rasulullah kan juga sudah mencontohkan bagaimana menjadi pedagang yang baik, seperti dalam hal mengambil keuntungan, menakar barang dan lain-lain. Jadikan muamalah dalam jual-beli menjadi tabungan amalan nanti, yee kaaan, salam.......



Kamis, 22 Maret 2018

Pekerjaan yang Cocok untuk Eks-Guru


Kok judulnya terdengar visioner atau gimana ya...hahaaaa........Anyway, yang namanya jenuh itu merupakan hal yang pasti brosis, termasuk dalam hal pekerjaan sekalipun. Ada yang memutuskan untuk keluar ada pula yang memutuskan untuk bertahan karena beberapa alasan. Ada yang berpendapat bahwa yang suka gonta-ganti adalah jiwa para petualang, sedangkan yang settle bertahun-tahun adalah jiwa-jiwa susah move on, entahlah.
Biasanya si ya, meskipun sudah  resign, karena sudah terbiasa dengan kesibukan, target dan sebagainya, sejumlah orang pun nggak bisa berdiam diri di markas kebesaran. Beberapa ada yang mencari pekerjaan yang sama dengan yang terdahulu, namun adapula yang memulai hal baru. Nah, di sini saya akan kasih ide buat teman-teman yang baru resign terutama yang berasal dari rumpun pendidikan.

1. Les privat
Ya, guru itu kan dekat dengan ilmu. Mungkin menjadi guru privat bisa jadi pilihan pengalih kesibukan. Nggak jauh beda dengan di sekolah yang mentransfer ilmu, hanya waktunya bisa lebih fleksibel, nggak perlu melaporkan RPP, PROMES apalagi analisis nilai yang menjemukan itu. Beruntunglah yang siswanya banyak, sudah pasti pundi-pundi rupiah cukup melimpah. Apalagi kalau rajin membuat modul, tentu saja bisa menambah nilai ekonomi.

2. Membuka toko ATK dan fotokopi
Sebagai mantan guru, pasti lebih tahu alat-alat yang sering digunakan berikut dengan merknya dan musim-musim dibutuhkannya. Mesin fotokopi? Yeah, bagi yang bekerja di sekolah besar biasanya sudah dilengkapi dengan mesin fotokopi. Nah, dari situlah kita belajar.

3. Juru ketik
Nah, kalau yang ini pintar-pintar  nyari celah  orang yang malas tapi banyak laporan yang harus dibuat. Tetapi jangan yang terlalu beresiko seperti laporan ilmiah yang harus eksperimen dahulu. Yang safe ajalah seperti ketik ulang dari modul  atau mungkin ngetikin skripsi. Biasanya usaha ini menjamur di sekitaran kampus. Eh, tapi kan sekarang kan zaman semua pegang laptop ya, kira-kira masih laku nggak ya

4. Motivator
Nggak ada kampus yang membuka jurusan motivasi. Nah, guru itu kan pinter motivasi siswa-siswanya agar menjadi lebih baik, naahh....ditambah dengan kemampuan publik speaking yang sip, sim salabim, nggak ada salahnya mencoba peruntungan ini. Mario Teguh sebelum melanjutkan pendidikan di AS, ternyata beliau pernah mengenyam di IKIP Malang lho.

5. Buka OlShop
Nah, ini ni, dengan bekal smartphone ditambah dengan banyak kenalan, memungkinkan anda- anda ini mempunyai pelanggan setia. Bagaimana tidak banyak, pertemanan dari teman kerja, teman kuliah hingga orang tua murid. Wah wah, sungguh mberkahi kan, jadi guru ini. Menebar ilmu sebagai amal jariyah ditambah persaudaraan yang luas. Bukankah silaturrahim itu memperbanyak rizki? Begitu kan?

Sebenarnya masih banyak lapangan lain mengingat passion masing-masing individu berbeda pula. Itu semua yang di atas kan Cuma ide, barangkali ada yang berkeinginan lebih daripada itu, ya monggo. Atau ada yang lebih inovatif lagi seperti ingin jadi Nia Ramadhani, kan lebih nyaman dan enak ya. Sik sebentar.....ambil kaca dulu....

Senin, 19 Maret 2018

Tayo : Keceriaan Sepanjang Jalan

Setiap sore si ucrit sudah duduk manis di depan layar kaca ditemani dengan malkist kesukaannya. Apalagi kalau tidak untk menonton kartun kesayangannya di channel  swasta. Sungguh, betapa kreatifnya RTv menggaet pemirsa militan dengan menayangkan kartun dari sore hingga waktu tidur malam tiba. Daan karena televisi sudah dimonopoli, mau tak mau, kami golongan tua ikut nonton. Yah, nggak apa-apa si daripada nonton sinetron yang isinya iri, dengki atau berita hoax tendensius yang hanya menyulut emosi .

Salah satu kartun favorit adalah Tayo, dengan lagunya “hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil ramah”. Dari lagunya saja sudah ketahuan kalau Tayo adalah sebuah bis. Dia tak sendiri, masih ada teman sesama bis seperti Ghani, Rogy, dan Cito.

Diceritakan bahwa mereka adalah sekumpulan bus yang mengangkut penumpang di suatu kota. Tidak perlu heran apalagi bertanya-tanya tentang logika di sini. Jelas, kartun ini di luar nalar manusia, bis bisa ngomong dan melaju tanpa adanya sopir. Kalau di dunia nyata sudah pasti itu adalah bis setan yang disempurnakan dengan diamnya penumpang dan pakaian yang serba putih.

Kembali ke Tayo, tontonan ini mengajarkan kita saling tolong-menolong, menghargai dan jauh dari dengki. Di situ tak terlihat bus yang menerjang kejar setoran melainkan bus ramah, saling menyapa yang selalu ditunggu-tunggu oleh anak TK. Sinergi yang bagus antara bus dan penumpang karena sadar akan saling membutuhkan. Karena ini memang untuk anak-anak, tentu saja tidak terdengar kata-kata umpatan seperti brengsek, sialan, kampret dan lain-lain layaknya sopir metro mini. Sungguh gambaran yang indah agar anak-anak cinta dengan transportasi publik, eaaa.

Selain itu, dengan adanya tokoh Hanna, kita jadi tahu bahwa profesi tak hanya melulu pilot, pramugari, dokter ataupun suster. Ya, Hanna adalah montir yang selalu ceria, ramah dan ringan tangan. Dia adalah sosok pekerja keras yang tak hanya mengandalkan dan mengeksplore body seperti di kisah “ montir-montir cantik”.

Tayo begitu safe untuk pemirsa anak-anak. Tak hanya bicaranya yang sopan, suka menolong tapi juga (sepertinya) jauh dari yang katanya konspirasi. Tidak ada bentuk yang nyleneh seperti sosis, tak bercelana kayak si pooh atau hanya kemben seperti Ariel Tatum eh Mermaid maksudnya.
Hanya saja, karena buatan asing, jelas tidak ada dakwah seperti ucapan Assalamualaikum atau doa naik kendaraan.

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...