Lebah
dan Nyamuk
Pada suatu hari,si lebah, Shilla dan Shilli sedang
mencari madu. Mereka bernyanyi bersahut-sahutan dengan riangnya. Memang betul,
di taman itu bunga-bunga memang sedang mekarnya. Jadi, tidak salah kalau mereka
mencari madu di taman tersebut.
“ Shilla, wow, lihat, madunya, manis dan legit.”
“ iya Shilli, bunda ratu pasti menyukainya,
mmmm....lezat. Bunga-bunga disini juga indah. “
Keduanya melanjutkan ritual menghisap madunya dengan
ceria. Apalagi matahari masih hangat, mereka berdua masih bersemangat.
Sementara itu, di sudut taman, ada makhluk hitam tak
berdaya.
“ Shilli, lihat apa itu? Sepertinya ada yang sedih.
Bagaimana kalau kita dekati.”
“ Iya Shilla, siapa tahu dia butuh bantuan.”
Dengan secepat kilat mereka berdua menghampiri sesososk
makhluk itu.
“ Hai kamu siapa? Aku Shilla.”
“Siapa namamu? Aku Shilli. Kenapa kamu disini? Ada yang
bisa kami bantu?”
“ Na-ma-ku Quita, si nyamuk. Aku lapar.”
“ Ohh... Kami ada makanan. Kami bisa bagi kalau kamu
mau.”
“ Apa yang kamu Shilla?”
“ Lihat, kami punya segentong madu. Aku bagi sedikit
ya.”
“ Madu? Apa itu?”
“ Memangnya kamu tidak tahu madu. Madu itu kan manis.”
Seloroh Shilla.
Quita mencoba sedikit dengan menjulurkan moncongnya.
“ Haish, apa ini, aku tidak suka.”
“ Ayolah, coba sedikit Quita, biar kamu tidak merasa
lapar.”
Quita membungkam mulutnya sambil menggeleng kepala.
“ Kalau kamu tidak mau madu, kamu biasa makan apa?
Jarang lho, orang yang tidak suka madu.”
“ Shilla, Shilli, aku biasa menghisap darah...........”
“ Apa??? “
“ Wah, maaf, kami tidak bisa membantumu Quita. Kami
tidak tahu cara mencarinya. Kami harus pulang.”
“ Shilla, bagaimana kalau kita tinggalkan sedikit madu
untuk Quita. Siapa tahu, dia mau memakannya.”
“ Boleh juga Shill.” Mereka menaruh secawan madu di
dekat Quita, berharap ia akan memakannya. Mereka lantas terbang, jauh, jauh,
menembus cakrawala.
***
Keesokan harinya, Shilli dan Shilla kembali mencari
madu di taman yang sama.
“ Shilla, kamu ingat teman baru kita kemarin?”
“ Quita maksudmu?”
“Iya. Mari kita cari. Siapa tahu dia sudah sehat.”
Mereka terbang ke sudut taman sambil menggeleng
kepalanya. Dan akhirnya............
“ Quita, kamu kenapa?”
Shilla, lihat, Quita tidak bernafas lagi. Quita sudah
meninggal. Madunya utuh.”
Shilla dan Shilli terdiam. Mereka tampak merasa
bersalah.
Tiba-tiba, Pupa, ulat kepompong, datang, merambat dari
dahan pohon.
“ Memang, Quita, nyamuk tetaplah nyamuk. Meski kalian
beri madu yang paling manispun, tentu, dia tidak akan memakannya.”
***: apa yang
kita anggap bagus untuk diri kita, belum tentu bagus untuk orang
lain................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar