Dimanapun
kamu, pasti akan menemui orang yang bersebrangan fikiran denganmu.....
Dunia
kerja memang penuh dinamika. Naik turun, emosi, menangis dan tertawa. Kadang
mengalami masa hectic sehingga butuh piknik, kadang juga mengalami masa santai
yang memanfaatkan wifi, ehhhh, nyang ini siapa yaa......
Yah,
seperti anak-anak ya, orang dewasa pun kadang mengalami apa itu perselisihan,
cenderung mengelompok ke individu yang mempunyai kesamaan entah itu hobi,
selera ataupun masalah ( ealahhh)....Bedanya, kita nggak perlu lapor orang tua
macam bocah di sekolah hahahhaaa....merasa sakit hati? terpojok? baper?
wajarlah ya, namanya juga berinteraksi dengan orang, bekerja dengan orang.
There are many various people that we interact with. Asal kita bawa rileks
saja, semua pasti ada jalannya ( ceileeee).
Dunia
kerja adalah dunia orang dewasa? Hahahaa...iya juga sih, kalau anak kan
dunianya bermain. Tapi ya itu tadi. Dalam dunia kerja juga masih ada bagiannya,
nggak melulu di depan laptop berurusan dengan berkas-berkas. Kita juga kan
manusia, butuh rehat, refresh biar otak kita nggak geser barang satu inchi.
Sebagaimana
ilmu psikologi, kegiatan yang berulang-ulang bisa menimbulkan efek jenuh.
Yey...emangnya kita robot yang nggak punya rasa, jiahhhh......kalau jenuh sudah
mulai akut bisa membuat efek yang tidak nyaman, emosi labil, bawaannya
uring-uringan, psikosomatis , teman-teman yang lain mulai terganggu. That’s
why, ada jargon “butuh/kurang piknik”. Kalau masih bisa ditolerir sih, cukup
dengan piknik, family gathering, atau sekedar have fun dengan kolega.
Bagaimana
kalau jenuh plus plus? Yaa jalan keluarnya mungkin dengan resign. Oops...apakah
itu tabu? Ya enggaklah. Resign itu adalah hak semua orang hahhaaaa.....
Dinamika kerja, keluar masuk perusahaan itu biasa. Apalagi bagi yang suka
adventure, mencari pengalaman. Layaknya seekor burung yang hinggap tidak
terlalu lama di atas dahan, setelah puas, ia akan terbang lagi, oh yeaahhhh....
Resign
doesn’t always mean a bad thing. Yup, anggap saja resign adalah proses
penyegaran. Justru yang pindah-pindah kerjaan itu yang banyak pengalaman,banyak
cerita dan teman lho. Ada lagi salah seorang teman yang beranggapan bahwa dalam
dunia kerjanya, dia harus punya target dalam hal posisi dalam kurun waktu
tertentu. If he reaches the goals, then he is out. Hahahaa....mungkin tipe-tipe
kayak gini yang nggak berdedikasi tinggi, loyalitynya dipertanyakan, wakwawww....sutralah
ya, perusahaan punya orang ini (toyor palaaa...)
Well, Resign
itu bukan aib pemirsaaa, justru resign adalah seni hahaa...Yang penting mah
kita lempeng-lempeng saja. Kita mundur dengan terhormat tidak dengan membuat
blackrecord. Ya iyalah, kalau kita white list, employer akan dengan senang hati
membuatkan surat rekomendasi yang bermanfaat bagi kita untuk ke depannya. Tambahan
lagi, tuntaskan dulu responsibilitynya, entah bikin laporan atau bayar utang (
eh....). Kan nggak enak kalau di tempat baru dikejar-kejar sama mantan ea
eaaa.....
Resign itu salah satu pilihan hidup yang berdampak pada masa depan. Sepanjang kita yakin, hepi dan siap, kenapa enggak? Aku juga pernah resign kok. Alhamdulillah rejeki mah di mana mana ada.
BalasHapusIya mbak, keluar dr zona nyaman, nyari challenge
Hapushabis resign to mbak? jenuh plus plus nih...buka usaha di rumah aja mbak he3 aku suka tulisannya
BalasHapusBelum mbk, blm pny nyali. Kayaknya istikharah perlu nih
HapusSetuju sekali! Resign adalah seni! YEAAAHH!!
BalasHapusHahahaaa, karena semua akan bosan pada waktunya hihiiii
BalasHapusHahahaaa, karena semua akan bosan pada waktunya hihiiii
BalasHapusSelamat mbaaak, enak nii
BalasHapus