Dang dung
gendang jess…..
Terdengar
sayup-sayup suara music dandut dengan lagu up to date di sore sebelumnya. Sudah
bias ditebak, pasti aka nada perhelatan alias hajatan di salah satu rumah di
kampong ini. Daaannn….tentu saja, dendangan music itu akan terus terdengar
sampai hajatan berakhir. Biasalah, masyarakat disini mngungkapkan kebahagiaan
dengan gegap gempita, meski di blakangnya mereka merasakan kelelahan yang luar
biasa.
As usual,
mereka yang punya hajat, khususnya pernikahan, akan memanggil biduan-biduan
sebagai hiburan. Engga setiap saat nyanyi sih, kalau undangan belum ramai, atau
biduannya belum prepared, biasanya akan disetel music ( yaa sama aja, intinya
goyang lahh). Biasanya para biduan itu beraksi selepas ashar. Bagi sebagian
orang sih, ini termasuk hiburan gratis, gak perlu bayar ya macam di
konser-konser penyanyi itu, Cuma mungkin menyummbangkan beberapa rupiah untuk
kondangan.
Tapi…………..bagi
emak-emak yang punya anak kecil macam saya, itu seperti mimpi buruk yuhuuuu…. Dengan
suara music yang begitu membahana, mana mungkin anakku bias nyenyak tidurnya,
apalagi kalo yang liriknya sedikit nakal, wuihh…bikin nyesek di telinga. Gak mungkin
banget mereka memutar music pengantar tidur seperti punya Kenny G itu kann…. Kalau
dah begini, si ucrit uring-uringan karena kurang tidur. Solusinya???? Mengungsi
sementara ke saudara, modusnya biar si kecil bias tidur, padahal emaknya juga
hihihiii….
Selain itu,
apabila ‘ konser’ itu berlanjut sampai malam hari, resiko mudharatnya lebih
besar. Malam yang remang-remang itu bias memicu ke pelecehan hohooo….ada lagi,
suasana yang sedikit “bebas” itu bisa menelurkan semacam aktivitas minum alcohol,
mabuk, ataupun obat-obatan meski Cuma selevel dextro.
Anyway,
merayakan suatu hajatan itu memang tidak dilarang, hanya seperlunya saja. Intinya,
mengumumkan ke khalayak dan berbagi kebahagiaan. Yang disayangkan itu hanyalah
caranya,kadang malah berujung kemunkaran.
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
(5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam
kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul
yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takatsur: 1-8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar