Dua bulan ini dunia pendidikan masih disibukkan
dengan Ujian Nasional beserta tetek bengek yang mengikutinya. Jadwal ujian pun
berurutan, diawali dengan kakak SMA/SMK, SMP/MTs dan berakhir dengan ujian adik-adik dari
sekolah dasar. Para siswa mengikuti ujian dengan kondisi psikologis berbeda-beda,
ada yang santai, ada yang was-was, gugup dan sebagainya. Ya....memang tidak
dapat dipungkiri bahwa ujian memang nampak seperti momok bagi mereka,
seolah-olah the end of the world (halah).....
Lepas ujian, lepas juga beban (
ceileeee)....tinggal menunggu waktu pengumuman. Ada yang bermalas-malasan,
memanfaatkan waktu untuk menyalurkan hobby, minat dan bakat. Sebagian dari
mereka ada yang membantu orang tua dan ada pula yang hunting-hunting sekolah
ataupun universitas untuk melanjutkan pendidikan.
Nahhh....hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ada yang
deg-degan, pasrah, optimis malah ada yang biasa-biasa aja. Masing-masing dari
mereka akan menerima “ lembar keputusan” yang kurang lebih, sedikit banyak
mempengaruhi masa depan mereka. Beberapa menganggap ini adalah puncak dari
perjuangan yang perlu dirayakan, apalagi pelajar di tingkat SMA.
Sebenarnya sih, sah-sah saja mereka merayakan
kelulusannya. Itu baju mereka, itu motor-motor mereka. Tapi......alangkah
baiknya dengan cara yang lebih elegan juga. Merayakan itu kan wujud syukur
mereka. Rasa bersyukur merupakan hal yang positif, lha mbok ya caranya yang
positif juga. Sekolah adalah tempat dimana kita menempa ilmu. Bukankah kita
juga belajar sopan santun, simpati dan empati. Jangan Cuma teori doang ah. Instead
of coloring your unform, alangkah lebih baiknya kita sumbangkan kepada yang
membutuhkan. Di luar sana, masih banyak kok siswa yang seragamnya sudah lusuh,
tidak layak pakai, sementara belum mampu membeli baru. Malah, ada yang lebih ekstreem,
yang diwarnai bukan baju tapi badannya. Walah....seni sih seni, tapi kalau zat
kimia yang ada di pylox itu meresap ke badan terus keracunan bagaimana??? Cerdas
dikit lahhh...
Ada lagi? Memang siyy...itu motor punya mereka
tapi kan jalan milik umum. Sangat tidak educated kan, kalau merayakan dengan
konvoi seolah-olah itu jalan punya mereka ( yang lain ngontrak???)...Daripada
membuat onar di jalan , lebih baik membantu pak polisi dalam menertibkan jalan
kan???
Ada banyak cara untuk merayakan euphoria bukan
hanya foya-foya. Beberapa sekolah sudah mencontohkan agar kelulusan lebih
elegan seperti berbagi nasi bungkus, menyumbangkan seragam layak pakai atau
dengan bhakti sosial. Tujuan yang baik dilakukan dengan cara yang baik pula, toss....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar