"Tidak ada orang pesimis yang pernah menemukan rahasia dari bintang atau berlayar ke pulau baru atau membuka jalan keluar baru bagi jiwa manusia"
(Hellen Keller )
Di salah satu tulisanku yang sebelumnya, ada yang bertemakan “Tak
ada ilmu yang sia-sia”. Iye kan ya?
Terus apa hubungannya dengan tulisan yang bakal muncul? Ya, nggak
terlalu berkaitan sih, Cuma mengingatkan saja, sudah baca atau belum
hahaaaaa....(tertawa jahat).
Ya, masih sedikit-sedikit nyrempet lah ya, yaitu masih tentang
belajar. Ya, belajar itu katanya yang lebih afdol itu dengan praktek, tak
melulu teori. Contohnya, belajar masak
itu ya ke dapur dengan bahan dan alat, nggak Cuma di buku resep. Belajar
komputer itu ya dengan perangkatnya sekalian, nggak Cuma sebatas buku tutorial.
Pun sama dengan belajar bahasa, itu dengan ngomong, nggak hanya catatan. Dan
memang, karena produk dalam bahasa itu berbicara, ya, tentu saja memerlukan
kerjasama. Pliss deh, bahasa, berkomunikasi, itu pada umumnya butuh lawan
bicara, kalau monolog itu Cuma di panggung, awokwoooooowwwkk.
Apalagi kalau yang dipelajari itu bahasa asing, bukan bahasa yang
sering dituturkan. Tentu lebih butuh effort lebih banyak. Ada yang bilang,
language is a habit. Maksudnya ya bisa karena terbiasa. Kenapa anak bule itu
lancar sekali ngomong bahasa Inggrisnya? Lha wong tiap hari ngomong Inggris kan
ya, begitu juga dengan bahasa lainnya.
Lhah, terus, mungkin nggak ya, belajar bahasa asing? Ya,
mungkin-mungkin saja, yang pertama dan utama itu adalah niat. Kemudian dengan
menciptakan atmosfer yang baik. Yang dimaksudkan di sini adalah dengan
menyamakan niat, membakar semangat. Kalau ada yang mau belajar tapi yang lain
mengabaikan, bisa kacau dong. Bahasa itu komunikasi, tidak hanya disimpan dalam
catatan. Kalau kita udah yes, cas-cis-cus dengan bahasa asing sementara lawan
bicaranya nggak respon, kan tengsin, hahahaa.....Kalau semua merespon dengan
baik, ada yang semangat belajar, ada yang jadi role model, itu lebih cepat
penyerapannya. Anak-anak artis bisa bicara bahasa asing, Inggris contohnya,
pasti di rumah juga dibiasakan untuk itu, dan disekolahkan di lingkungan dengan
bahasa Inggris aktif khan. Mbak Nikita Mirzani saja pernah bercakap dengan
bahasa campuran dengan anaknya lho, hahaaahaaa...
Nah, setelah mempunyai niat yang lurus, teguhkan komitmen ya.
Contohnya ; ada English Day, Arabic Day, English Area de el el, ya harus harus
sama sama support. Support bukan Cuma doa ya, tapi tindakan. Inget ya, Allah
bisa karena biasa. Belanda itu pergi dari bumi Indonesia karena doa yang
dibarengi dengan angkat senjata, halaahhh.....
Sebagai rakyat jelata tapi bukan jelita, tak ada salahnya untuk
belajar, lagi-lagi dan lagi. Siapa tahu kita dapat voucher ke Singapore atau
Australia misalnya. Ya terima-terima saja kalau orang luar negeri tidak fasih
berbahasa Indonesia wong Bahasa Indonesia memang belum jadi Bahasa
Internasional. Tapi nggak tahulah tahun depan, ya kali Bahasa Indonesia bisa
mengudara di seluruh dunia berawal dari perpres wajib pidato di forum internasional
dengan bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar