Guru oh Guru
Tahun baru dengan resolusi yang lama, hoahemmm.... Kali ini penulis
Cuma mau kasih sambutan ringan sajalah yaa....
Tahun yang semoga tidak gaduh, diawali dengan kisah orang tua yang
mencukur rambut guru anaknya tanpa tabayyun dahulu, sambil mengucap kata-kata yang
tidak senonoh....walahhh...
Seiring perkembangan zaman, beragam kepentinganpun bermunculan.
Kebutuhan semakin bervariasi, yang tadinya hanya bersifat sekunder, sekarang
menjadi primer. Pola pikirpun perlahan berubah. Beda generasi, beda pendapat,
bisa jadi-bisa jadi....
Karena biaya hidup yang semakin meningkat, banyak kita jumpai
mamah-mamah yang ikut serta dalam mencari penghasilan. Tak sedikit dari mereka
yang jam kerjanya sama seperti kaum lelaki, berangkat pagi, pulang malam.
Naahhh....kalau sudah begini, biasanya anaklah yang menjadi korban. Mereka
seakan dilema, antara pekerjaan dan buah hati. Kalau sang pengasuh bisa kita
andalkan, seperti sanak saudara kita, bersyukurlah, apalagi kalau kita masih
memperhatikan mereka, meluangkan sejenak waktu untuk bercengkerama.
Untuk anak yang usia sekolah, enaknya, lebih mudah untuk diajak
kompromi. Apalagi, anak-anak tersebut cenderung bermain dengan teman sebaya,
yaa, asalkan ada uang jajan. Ditambah lagi, kalau mereka mengikuti full day
school. Wahh, bisa terarah anak saya, mungkin sebagian orang tua berfikir
begitu. Daripada bermain enggak jelas, saya masukin full day school, berangkat
bareng saya kerja, pulang kerja saya jemput, enggak perlu pengasuh lagi kan????
Lho....lho....menurut saya, sekolah bukan hanya sekedar penitipan
anak, dimana anak diperhatikan, di-bobo-in, dikasih makan...bukan, itu. Apalagi
yang full day, mirip sihh...jam belajar, jam istirahat, jam sholat, jam makan
siang, adaaa. Tapi perlu diingat, mereka, yang terjun menangani siswa adalah
guru. Saya yakin, pendidikan mereka cukup jempolan. Ada adab-adab tertentu
terhadap guru.
Yang kemungkinan bisa terjadi di lapangan yaitu ketika orang tua
mengandalkan sepenuhnya 100%. Ini memang sedikit memprihatinkan, ketika orang
tua menuntut ini itu tetapi tidak mau tahu. Sebagian dari mereka malah tidak
menanamkan bagaimana adab yang baik terhadap guru ( dulu pernah sekolah juga
tho), berbicara seenaknya, terlalu kepo atas pribadi guru, berbicara keras dan
lain sebagainya. Secara tidak langsung, perilaku orang tua yang seperti itu menjadi
cerminan perilakunya terhadap guru. Yahh...tapi memang, dibalik cerita "tertindasnya" para pendidik ini, ada sebagian cerita negatif guru, guru yang "wagu tur saru " Bukankah
terserapnya ilmu dari guru itu juga dipengaruhi sikap terhadap guru.Yahh...tapi memang, dibalik
cerita "tertindasnya" para pendidik ini, ada sebagian cerita negatif
guru, guru yang "wagu tur saru ". Memang segalanya harus berjalan sesuai normanya, guru sebagaimana guru, murid sebagaimana murid.
Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu
berkata:كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا
“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).
Umar bin Khattab berpesan :
تواضعوا لمن تعلمون منه
“ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.
“Jika seorang murid berakhlak buruk terhadap guru, maka akan
menimbulkan dampak buruk juga, hilangnya berkah ilmu yang didapat, tidak dapat
mengamalkan dan menyebarkan ilmunya, dan keberkahan ilmunya itupun akan hilang
dari muridnya kelak” Al Habib
Quraish Baharun
Jadi guru jaman skrg gampang2 susah ya Mbak. Sy aja yg 'hanya' guru les di bimbel juga ga lepas dr 'ujian' ihicks. Komplain dr ortu tanpa kroscek dlu. Duh duh duh, jaman keterbukaan malah cenderung kebablasan.
BalasHapusho-oh mbak,lain sama jaman dulu kita sekolah yaa...
HapusItu btul bnget yg full day school, bbrp ortu mmang spt mnganggap skolah bagai penitipan anak. Ktika mereka ada meeting sampai sore bnget, anak dibiarkan di sklh. Gurunya 'terpaksa' nungguin. Pdhl sang guru kan mau pulang jg, jadi tertahan di sklh sampe mnjelang magrib.
BalasHapushiyyaaaa mak, lha kalo buruh itu diitung lembur, nek kita hahaaa..????
Hapus