Belakangan ini, ide dalam mengadakan kompetisi makin
kreatif. Tak hanya seputar olahraga ataupun akademik, fisik maupun fikir. Ada
yang bermaksud promo produk, kampanye atau mungkin program bagi-bagi rejeki,
istilah kerennya CSR....
Sebagaimana yang telah diberitakan di berbagai media, bulan
ini kita dihebohkan dengan meninggalnya salah seorang peserta lomba yang diadakan oleh salah satu restoran
cepat saji ( telat nyonyahh). Sepele yaa kedengarannya, meninggal karena lomba
makan.
Tapi, apa pentingnya lomba makan? Mungkin maksud dari pihak
penyelenggara adalah bagian dari promo. Enggak apa-apalah modal dikit, yang
penting produk atau brandnya naik daun. Aduuhh....apa enggak mikir following
effectnya ya? Bukankah sudah diajarkan baik oleh guru kesehatan maupun guru
agama kalau makan yang berlebihan dan terburu-buru itu tidak baik? Efek sederhananya
adalah tersedak. tersedak terjadi kalau ada makanan yang harusnya masuk ke
kerongkongan malah salah jalur, masuknya ke tenggorokan. Ya syukur
alhamdulillah kalau dengan di-batukkan-makanan itu bisa keluar, kalau tidak? Makanan
akan terjun ke paru-paru, tamatlah riwayatmu. Adakah yang lain? Iyesss....makan
yang terlalu cepat akan menguras kerja jantung memacu lebih cepat ( apalagi
makanan yang dimakan itu....high calory gitu), dannn tiba-tiba, serangan
jantungpun terjadi...hihihiiiii...
Apa enggak ada lomba yang lebih edukatif, berkualitas lagi
untuk mengenalkan produknya??? Lomba blog misalnya (uhukkk), atau kalau
mengadakan lomba untuk makan, lebih manusiawi lah yaa. Kenapa juga lomba itu
diadakan dengan cara membeli produknya dulu atau dilakukan kota??? Coba deh,
sekali-kali, lomba makannya di area pengungsian atau di pelosok-pelosok tanpa
ada syarat membeli dahulu? Kan itung-itung sedekah bagi perusahaannya atau itung-itung
perbaikan gizi bagi mereka yaa..tapi tetap, jumlah makanan harus dibatasi.
Tubuh kita tidak bisa dijejali makanan penuh dalam waktu singkat. Pastikan juga
persyaratan sehatnya fisik dan mental, misalnya, sebelum mengikuti lomba,
pastikan dalam keadaan lapar dan sehat, tidak mengidap penyakit mematikan (
lhaaa...kalau begini mana yang dibilang lombaaaa????) Yasudah, enggak usah
pakai lomba makan, cukup makanan tersebut dibagikan ke orang-orang dhuafa,
korban perang, bencana dan lain-lain. Biar terkenal, mengikutsertakan juga para
jurnalis baik dari media online maupun cetak. Yakin, bakal jadi viral. Tapi ya
enggak bisa menjamin juga, yang bilang dermawan ada, yang bilang pamer juga
ada. Intinya, kalau ingin mendapat hal yang baik, lakukan juga dengan cara yang
baik, kalau perlu ada nilai edukatif, nilai sosialnya.Kata Rasulullah,
fastabiqulkhoirot ( benar gak ya), mari berlomba-lomba dalam menggapai
kebaikan. Cusss..Kalau emak galau macam saya, ikutan lomba makan, makan hati hihiiii ..( just kiddin')
Coba ya lomba ngasih makan sushi gratis yang mahal buat semua orang gitu ya :p *ini mah ngarep yak*
BalasHapushahaaa benul mbak, sekalinya makan makanan uenak gratis, pas lomba hihiii
BalasHapussetujuu... walopun aku doyan kulineran mbak, tapi ogah kalo sampe harus ikut lomba makan paling banyak gitu.. apa enaknya makan tapi dibatasin jam , trs harus sebanyak2nya.. yang ada juga kita ga bisa menikmati rasanya, hanya fokus ke kuantiti yg harus dihabiskan.. ujung2nya perut sakit, ato paling sial, meninggal .. uang hadiah juga biasanya ga seberapa kan ;p
BalasHapusyup, bikin sehat enggak, mati, mungkin yaa
Hapus