Yup...sekali-kali update berita ah. Dengar-dengar, baru-baru
ini ada proyek Perpustakaan DePeeR yang akan dibangun di sekitaran Senayan. Ide
bagus si, maksudnya, eh, perpustakaan kan gudangnya buku, memperkaya pengetahuan
dong. Okelah, tapiii....ada yang bikin meringis, anggarannya itu lho....hampir
500 milyar, setengah trilyun broooo.....
Sebentar, nyruput kopi dulu. Memang harus diakui kalau
tingkat minat baca rakyat Indonesia itu masih rendah. Banyak hal yang nyatanya
mempengaruhi hal tersebut. Kalau dari tingkat bawah, ya...alasan yang bisa
diterima yaitu ekonomi. Mereka sudah banyak beban untuk mencari uang, mencari
makan. Giliran ada waktu luang, tinggal capeknya, haduuhhh...mana sedap untuk
membaca apalagi memikirkan masalah negara. Masih ekonomi juga, ehmm....sayang
buat beli buku. Hehehe...kalau ini sebenarnya bisa diatasi ya, berteman dengan
kutu buku yang tajir, Insya Allah hobi membaca kita bisa tersalurkan ( huekkk).
Selain itu, pergeseran tekhnologi juga berpengaruh.
Yaaa...kalau hanya untuk membaca berita, cukup klik portal berita online,
simple kan? Digital book pun sekarang bertebaran. Bagaimana dengan anak-anak muda? Mereka lebih
terpikat dengan serbuan game, kalaupun membaca, ya sebatas membaca media
sosial.
What is your hobby?
I read a book. Everyday lho
What book do you read?
Facebook
( si penanya mlongo)
Yaa...begitulah kira-kira gambaran makhluk jaman sekarang.
Balik ke headline tulisan ini, perpustakaan. Yakin? Kalau dengan membangun
perpustakaan segede gaban yang kabarnya akan menjadi terbesar di Asia Tenggara,
minat baca akan meningkat? As for myself, apalagi mbangunnya di Senayan sono,
tidak berpengaruh besar. Di Jakarta, sekarang sudah mulai kok, banyak rumah
baca, di sekolah maupun universitas juga masih bisa mengcover kebutuhan membaca
umat. Mahasiswa punya sejuta akal untuk mencari sumber belajar. Sepertinya tidak
mungkin juga jauh-jauh dari Cakung pergi ke perpus Senayan. Saya yakin, minat baca mereka juga tidak sama
gairahnya dalam menumpuk rupiah atau mencari seliter beras.
Oh ya, kenapa tidak
mengalihkan uang itu ke hal lain. Kalau serius ingin membangun perpustakaan,
kenapa tidak swadaya atau fifty-fifty biar tidak terlalu banyak uang pemerintah
yang keluar. Perpustakaan itu memang penting karena berkaitan dengan minat baca,
tapi lihat sekitarnya juga kali yaaa. Boleh juga kalau mengadakan gerakan sumbang buku ke rumah-rumah
baca yang sudah ada atau menghibahkan buku-buku ke sekolah-sekolah pelosok yang
minim perpustakaan bahkan miskin bangunan. Alamakkk....nggak jadi bangun gedung
baru, eh, bangun perpustakaan. Manusia memang makhluk yang berakal dan penuh
ide ya.
Benar-benar luar biasa ya dananya. Saya pikir sih setengah dari uang itu mungkin bisa disumbangkan ke perpustakaan yang tersebar di pelosok desa. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga. Setengahnya lagi boleh digunakan untuk membangun perpustakaan pusat. Cukup kok, bisa jadi lebih. Yang penting manfaatnya, soal mewah dan megahnya itu nomor dua.
BalasHapusiyess mbak....kayaknya buang-buang duwit aja ya
BalasHapus