Berapa
banyak orang yang kalian kenal di kantor? Bagaimana kalau lain kantor tapi
masih di gedung yang sama? Berapa banyak followersmu di twitter? Berapa banyak
temanmu di fb dan berapa pula yang meninggalkan komentar di setiap
postinganmu???
Di
jaman yang serba modern, digital dan kebutuhan semakin kental, adalah suatu hal
yang wajar kalau hidup bersosial itu menjadi lebih luas, lebih lebar. Mudah
sekali kita menambahkan teman meskipun sebelumnya belum pernah jumpa. Tinggal
klik, saling komen, jadi deh teman khayalan yang sejatinya tidak diketahui
secara pasti bagaimana orang tersebut. Yahhh, kalau Cuma sekedar kata-kata mah,
orang-orang bisa saja mendadak menjadi pujangga
layaknya Chairil Anwar menggoreskan pena. Berawal dari satu lift, satu kereta
akhirnya menjadi teman cerita, entah itu via bbm ataupun WA. Jaman sekarang,
apa sih yang nggak mungkin, kamu di Amerika dan saya di Jakarta pun bisa
bertatap muka seperti tetangga, hahahaaa.....
Ya
tidak salah si kalau memang banyak teman di dunia maya. Ada banyak alasan mulai
dari menjaring pelanggan kios online nya atau bisa mengkomersilkan akun yang
followersnya sudah bejibun (ampuun kakak, nggak ada maksud apa-apa ini ).
It
seems that people can’t live without smartphone nowadays. Sebentar sebentar cek
Fb, cek IG, cek twitter. It’s okeylah selama masih bisa me-manage waktu dengan
baik, masih ingat anak istri, masih dengar panggilan ayah ibu, masih bertegur
sapa dengan tetangga,itu semua masih ditolerir lah ya. Kalau toh berpaling muka
sama tekhnologi begituan kok kayaknya juga bukan pilihan yang bijak, walau
bagaimanapun kita juga harus mengimbangi perkembangan zaman.
Just
be smart, only smart people deserve to use smartphone, aw awww. Gunakan
media-media dan fitur-fitur dengan bijak, tidak melulu hanya stalking mantan,
mantengin fp nyinyir kekurangan orang atau hal-hal lain yang bikin emosi jiwa
alih-alih mendapat hiburan hahahaa....
However,
the world is not just only in smartphone. Tetaplah yaa, yang kelihatan batang
hidungnya, yang berada di sekitaran kita juga perlu digauli, diajak
berinteraksi maksudnya. Kalau ada sesuatu dengan diri kita, kan yang deket yang
turun tangan,contoh, kamu lapar, yang dicari ibumu, laptopmu rusak, kamu pinjam
punya kakakmu, genteng bocor, minta tolong tetangga buat benerin. Kalau kalian
sakit, mereka justru lebih berperan mulai dari mengantar berobat, membelikan
bubur bahkan sampai memberi utangan. Hahahaa, lebih dari hanya sekedar ucapan
GWS ataupun sticker karangan bunga. Jika pun hal yang terburuk terjadi, keluargalah
yang senantiasa berdoa, doa yang tulus tidak seperti doa di wall facebook yang
punya modus, ea ea,”ketik amiin and nde brew nde brewww.
Homo
homini lupus, homo homini socius, manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia
adalah makhluk sosial. Silahkan berekspresi dalam bersosial tapi tetaplah
keluarga sebagai fondasi utama, tetangga tetap disapa. By the way, page viewer udah berapa yahhh ( walaaahh,
masih ngesot makkk), ah lagi-lagi mengandalkan temannya mbak maya nih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar