Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is God's gift, that's why we call it the present. Joan Rivers
“Saling menghadiahilah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai “( HR. Bukhari)
Aih, mau bahas apa si di tulisan ini??? Nggak serius sih
sebenarnya, hahahaaa.....
Oh ya, akhir-akhir ini mulai marak dengan jargon “ modus dan tulus
beda tipis”, ada pula yang lebih panjang “ tulus dikira modus, care dikira
kepo” , adakah yang berprinsip begitu?? (nyengir kuda...)
Kembali ke kepala tulisan ini, menolak pemberian orang, bijakkah???
Sebentar, sebentar......Memang kenapa dengan pemberian orang, ada yang
salahkah?
Iya, memang harus diakui, slogan modus dan tulus ada sedikit
benarnya, sedikit lho ya. Apalagi fikiran dan kepentingan manusia semakin
beragam. Memberi sesuatu karena sesuatu sudah umum. Bingkisan bertebaran, mulai
dari ulang tahun sampai hari raya. Alasan pun variatif, dari yang hanya simbol
kasih sayang sampai mengincar jabatan.
Soal urusan menerima atau menolak, kita memang perlu sense yang
ciamik, apalagi kalau itu tumben, nggak biasanya gitu. Hemmm.....ada niat
terpendam nggak ya, ada udang di balik bakwan nggak nih. Apabila si penerima
merupakan orang penting, pejabat atau semacamnya, mungkin perlu difikir lagi.
Eh, tapi mah sekarang ada peraturan pelarangan pemberian bingkisan di kalangan
pejabat ding yaaa apapun alasannya.
Kembali ke hadist di atas, kalau tak ada maksud apa-apa, kenapa
harus menolak??? Apalagi yang memberi hadiah termasuk yang dipercaya
kredibilitasnya. Apalagi target penerima memang layak untuk dihadiahi, seperti
dedikasi tinggi,sedang ulang tahun atau mungkin lagi butuh, ea ea eaa.....berhuznudzon,
berprasangka baik. Tulus atau tidak seseorang bisa kelihatan kok.
Anggap saja sebagai rejeki, wujud rasa syukur terhadapNya.
Dipikir-pikir, kalau kita menerima gift, pastilah yang memberi juga kan ikut
senang lah yaaa....Sekecil apapun itu, pasti ada sebuah pengorbanan dibaliknya.
Lha malah win-win solution kan, kita mendapat berkah sekaligus orang lain
berseri-seri.
Bagaimana kalau kita tak suka atau tak butuh??? Sepanjang barang yang
diberikan masih layak, bukan busuk, remuk kenapa harus memaksakan ego pribadi
atas nama ketidaksukaan yang berpotensi menyakiti. Kita bisa membagikannya lagi
kan kepada yang membutuhkan, sstt...tapi asal jangan ketahuan si penerima
hehehe.....sah sah aja sih asal jangan dibuang, kalau begitu justru sama sekali
nggak menghargai.
So, jadi, kalau menerima hadiah itu berkah dan membuat hati merekah
kenapa harus menolak? Kecuali kalau diiringi dengan syarat, misalnya, dapat
nilai baik, masuk PNS, atau bebas dari tuntutan ea ea eaaa.
“Penuhilah undangan, jangan menolak
hadiah dan janganlah menganiaya muslimin”(H.R Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar