“Tuntutlah
ilmu dari buaian hingga liang lahat”
Ya ,
hadist di atas menggambarkan betapa luasnya samudra ilmu dan pentingnya
belajar. Bukankah kelak derajat kita ditinggikan oleh Allah apabila kita
berilmu.
Pun,
kita sebagai guru, selain memberi ilmu, hendaknya juga senantiasa mengup-grade
pengetahuan kita ( ini bahasa sudah kelihatan intelek belum nih). Yang namanya
ilmu pengetahuan itu makin hari makin berkembang, nggak mau juga kan kita
dibilang kuper. Contohnya saja, yang dekat dengan dunia pendidikan deh,
kurikulum saja berkembang ( atau lebih tepat berganti ya hahhaa....). Bisa jadi
begitu kita keluar dari kampus, ternyata kurikulum yang dipakai berbeda,
yes..yess..yes....
Tak
hanya cukup sekali. hampir di tiap tahun para pendidik diberikan pelatihan
kurikulum sepaket dengan administrasinya, itupun kadang tak cukup sekali, dari sumber yang berbeda pula. Pusing? Enggak kok, cuma jadwal
piknik kemungkinan nambah hahahaa......
Atau,
sebagai alternatif untuk menetralkankan suhu, bisa dipilih dengan pelatihan
training yang lain, yang nggak terlalu redaksional, yang tidak njlimet dengan
segala berkas seperti kala bimbingan skripsi itu. Yang simpel, tapi ya cukup
bermanfaat seperti berikut ini :
Desain
Hahahaaa....bagi
pemilik kecerdasan visual, ini lebih menantang. Kita bisa bermain dengan warna
dan gambar. Untuk apa si pelatihan desain? Ya, bagi sekolah yang punya banyak kegiatan
seperti sekolah tetangga, kan hampir selalu membuat banner, backdrop atau
baliho sekalian. Nah, dengan ketrampilan desain ini, kita bisa unjuk gigi bahwa
banner itu bukan monopoli guru seni atau ICT misalnya heheheee......Kan
itung-itung mengurangi jasa desain ke percetakan juga. Selain itu, bisa jadi
usaha sampingan atau pokok ( kalau sudah tidak ngajar lagi hehehee). Coba, mana
yang lebih sering, jasa membuat RPP atau mendesain...hahahaaa.....
Public
Speaking
Beberapa
pendidik kadang kurang pede untuk tampil di depan public kecuali siswanya
sendiri ( ini saya ding). Tak jarang mengalami demam panggung, keseleo lidah
hingga speechless ( sekali lagi, itu menunjuk ke saya hahaaaa). Tentu saja, ini
mengurangi performa guru. Apalagi kaum pendidik yang identik dengan segala
workshop, seminar dan lain-lain. Itu nilai lebih lho. Berbagai kompetisi selalu
berujung pada sebuah presentasi kan...huhuuu........melambaikan tangan......Kalau
public speakingnya bagus, ladang kan bisa makin luas, jadi motivator
misalnya...ngek-ngok.......
Menulis/jurnalistik
Nah,
ini ni, kata Al Ghozali ( Ulama mas dan mbak, bukan anaknya Dani Maia) “ Kalau kamu
bukan siapa-siapa, maka menulislah”. Ya iya, apalagi menulis dibukukan dan
laris manis di pasaran, kita mati pun masih dikenang. Yang tadinya Cuma remah
rengginang bisa jadi raincake atau brownies Amanda...hahahaha....Apalagi yang
namanya pendidik itu kan memang akrab dengan kertas dan pena.
Berkreasi
dalam membuat APE
Nah,
ini cucok untuk teman-teman yang cepat bosan dengan kertas dan tulisan. Dengan
modal seperti triplek, board, foam atau apalah itu yang bisa untuk alat peraga
sederhana. Memang cukup menguras tenaga sih, tapi kan nggak sia-sia juga.
Belajar untuk terampil bareng-bareng, siapa tahu bisa jadi pengisi waktu kelak
di masa pensiun nanti, bisa membuatkan sesuatu untuk anak cucu nanti.
Humm......Cuma
segitu doang? Sebenarnya banyak si, untuk menumbuhkan kecintaan baru, yang
ringan-ringan saja seperti knitting, origami ( ini penting nggak sih), bikin
kue ( siapa tahu dapat pesanan), tapi itu kan kayaknya sexist yak, cenderung ke
female. Atau, mau yang berat dan manly, laki gitu seperti tambal ban, servis tipi, atau
servis AC biar kalau error nggak perlu panggil teknisi lagi, lama dan nguras
duit hahahaaa......Anyway, itu Cuma ide untuk memperkaya ilmu dan biar nggak
terlalu sepanneng, yang penting tupoksinya jalan, Insya Allah.....sik penting yakin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar