Celoteh
mereka berdua tak kuhiraukan. Banyak sekali urusan yang nempel, makin rungsek
saja otakku kalau menganggap tiap kata-kata mereka suatu hal yang serius.
“ Nduk, kamu
sudah lewat 30 tahun lho”, kata emak. “ Kalau nanti-nanti, malah pada mundur,
takutnya kamu jadi...”
“ Perawan
tua mak???....Santai aja kali mak, nooh liat, presiden perancis saja nikahnya
sama gurunya yang selisihnya banyak banget.”
“ Kamu kan Cuma
jualan lemper.”
Ngok, aku
ngeloyor sambil tetap kekeuh dalam hati. Suzana juga jauh lebih tua, apalagi
berita terakhir, pemuda yang menikah dengan nenek-nenek. Apa jangan-jangan
lelakiku belum terlahir? Duhh...tapi jangan sampai aku peyot juga Gusti....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar