Kemarin
kemarin pada heboh reshuffle kabinet yang kata lainnya adalah penggantian pak
menteri entah, mbuh lah itu alasannya. Salah satu yang rame share sana sini itu
adalah pak Anies. Ya karena ini yang
wira-wiri di timeline saya secara saya sendiri bekerja di bawah ketiak
kementrian kependidikan ( baca: guru). Apa betul karena kinerja pak Anies
dinilai kurang memuaskan pak Presiden jadi harus lengser dari singgasana
Mendikbud? Ah entahlah,....
Mungkin
saya termasuk guru yang cuek. Urusan guru tak lebih dari mendidik, mengajar
anak, menilai hingga segepok admin guru yang harus dibereskan. Kepala ini sudah
penuh dengan urusan metode pembelajaran, menghadapi protes orang tua yang kalo
apes masuk penjara sampai administrasi guru yang cukup memerah susu, eh energi
ding. Apalagi kebanyakan guru merangkap sebagai ibuk-ibuk yang harus ngopeni
anak-bojo, dobel pahalanya. Jangan sampai nanti dibilang anak orang
diperhatikan, anak sendiri ditelantarkan, celaka dunia akherat itu namanya.
Tapi saya termasuk yang memegang teguh slogannya lho, yaitu guru, digugu dan ditiru, bukan wagu tur saru. Tidak perlu demo besar-besaran untuk UMR, apalagi menjilat orang tua murid dengan barter antara rupiah dan rangking.
Tapi saya termasuk yang memegang teguh slogannya lho, yaitu guru, digugu dan ditiru, bukan wagu tur saru. Tidak perlu demo besar-besaran untuk UMR, apalagi menjilat orang tua murid dengan barter antara rupiah dan rangking.
Yah, semoga pak menteri yang baru lebih bagus kinerjanya, tidak hanya sekedar mengganti kurikulum. Seperti lagu lama, menteri baru, kurikulum baru. Bagaimana dengan outputnya? Belum tahu. Kurikulum bukan seperti kue yang langsung enak dimakan tapi harus ditelaah dahulu. Belum lagi pelatihan kurikulum baru yang perlu doku. Halah, memang sih, itu duit-duit pemerintah, tapi lebih bagus untuk membangun sekolah, menambah fasilitas, atau menambah insentif guru honor yang Cuma gopek itu apalagi yang mengabdi di pelosok sana. Daan pastikan tunjangan guru dari pemerintah itu turun ke tangan yang tepat dan jumlah yang tepat. Tidak di sunat sana-sini. Coba sampeyan disunat, enak nggak? Sekali sih oke, tapi kalau berkali-kali?lenyaplah keturunan, ya tooo....
Selamat bekerja pak Muhadjir, namanya juga kabinet kerja, hati-hati nanti direshuffle. Ngomong-ngomong, saya juga bisa reshuffle kabinet lho, apalagi kalau data-datanya sudah tidak akurat, turunkan saja, pindahkan ke gudang, ganti dengan map-map yang lebih kinclong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar