Sebelumnya,
terima kasih saya untuk para bocah pantura yang mempopulerkan hiburan sederhana
ini. Iyes, telolet ini memang berawal dari bocah pantura yang saking kreatifnya
(atau mungkin bosan dengan mainan yang itu-itu saja), merekam bunyi klakson
yang tidak lazim di telinga mereka. Pada bus-bus tertentu memang ada yang
dilengkapi dengan klakson unik bunyinya. Dan nggak main-main lho, ternyata
fenomena telolet ini sudah viral worldwide, from local go international
hahahhaa.....
Mungkin ini
adalah salah satu dari bentuk apresiasi publik atas inovasinya. Kita tahu lah
ya, pamor bus sebagai moda transportasi kian menurun. Mereka bersaing ketat
dengan keretaa dan pesawat yang tiketnya makin bisa dijangkau. Untuk jarak
dekat, publik lebih menyukai transportasi online yang lebih murah. Pada
umumnya, armada bus akan ramai menjelang liburan atau musim tour
sekolah-sekolah, tapi untuk hari biasa bisa dipastikan banyak kursi kosong. Ya
memang, analisis ini tidak bisa memukul rata karena masih ada yang setia dengan
bus dengan berbagai pertimbangan seperti tiket bus yang bisa didapat sesaat
sebelum berangkat, jarak terminal yang lebih dekat dan jauhnya rumah dengan
stasiun besar. Tahu sendiri lah ya, sekarang kereta hanya berhenti di stasiun
besar.
Kembali ke
telolet, sebagai orang dewasa, saya cukup terhibur memang dengan fenomena ini.
Lucu saja gitu. Dengan menunjukkan tulisan om telolet om, sopir bus dengan
senang hati menekan klakson bus dan pecinta telolet akan berjingkrak-jingkrak (
tapi memang ada si sopir yang mereka anggap pelit dengan telolet dan mereka
sudah hafal). Bisa jadi ini adalah simbiosis mutualisme antara sopir bus dan
warga yang kurang hiburan. Ya mereka sama-sama diuntungkan. Warga mendapat
hiburan dan mungkin bagi sopir ini adalah sedekah murah yang hanya mencet
doang. Siapa si yang nggak mau membuat orang gembira (ea ea eaaaa).
Bagaimana
dengan pengguna jalan yang lain? Kan kendaraan tidak melulu bus tapi ada mobil,
motor, truk atau bahkan sepeda. Apakah volume klakson yang wow ditambah dengan
irama yang enak didengar (ini relatif lho ya) tidak mengganggu yang lain? Ya
gimana ya, ketika artikel ini terbit sih memang belum ada komplain yang
signifikan terhadap telolet ini.
Apakah ini
termasuk inovasi yang akan mendongkrak konsumen? Mengingat, ternyata eh
ternyata, untuk mendapatkan klakson yang ciamiik ini tidak murah lho ya.
Biasalah, ada harga rupa ada rupa. Kalau untuk jumlah konsumen, belum bisa
dipastikan memang, karena saat artikel ini ditulis, belum didapat laporan akan
peningkatan jumlah konsumen.
Mari tutup
tahun ini dengan memviralkan yang menghibur, hahahaa......Masyarakat sudah
capek dan bosan dengan lelucon pemerintah yang nggak berpengaruh besar terhadap
kehidupan mereka. Termasuk telolet ini. Kelompok ini bisa dibilang
antimainstream. Menghibur diri di pinggir jalan brooo....apalagi jalan-jalan
besar dimana dilalui kendaraan dengan big size juga. Yang penting masih dalam
batas kewajaran antara penikmat dan penyaji. Awas, jangan terlena lho, nanti
kalian minta telolet, yang bunyi ternyata telolet Isrofil kan berabe
wkwkwkwkwk......buat P.O bus, semoga tambah sukses yaaa....
Wkwkwk, ya ampun. Saya suka terheran heran hal simpel kayak gini kok bisa viral ya...
BalasHapusSalam kenal mak.
biasa mbak, tradisi latah hehehehee...salam kenal juga
BalasHapus