Selepas lenyapnya Sikon no Tama kehidupan menjadi lebih normal.
Kagome pun memutuskan untuk tinggal bersama Inuyasha di kehidupan ratusan tahun
lebih awal. Memang, sangat berbeda dengan kehidupan Kagome di mana segala hal nampak
lebih mudah. Sesekali ia mengunjungi keluarganya untuk melepas rindu dan
membawa barang-barang yang tak ditemukan di jaman Inuyasha. Seperti dua minggu
yang lalu, selain membawa pernik-pernik kebutuhan sehari-hari, Adikny, Sota
yang sudah beranjak dewasa membawakannya novel TWILIGHT. Untuk hiburan,
katanya.
“Woi, Kagome, kau tidak kemana-mana hari ini?” tanya Inuyasha.
“ Ah, aku sedang malas Inuyasha. Aku berencana mengahabiskan
membaca buku ini selepas memasak nanti.”
“Baiklah, aku akan ke desa sebelah. Kata Kaede ada siluma jahat dan
kuat disana.”
“Pergilah. Ikanmu akan matang menjelang siang nanti.”
Lelaki setengah siluman itu beranjak meningggalkan rumah mungil
itu. Tak seperti biasanya yang melompat zigzag, kini ia berjalan melenggang,
mungkin menghemat tenaga atau memang sedang lapar, entahlah.
Tak banyak yang dimasak Kagome. Hanya ikan bakar dan kari jepang
dengan selera manis. Agak aneh memang, tapi begitulah, Inuyasha tak menyukai
masakan dengan cabe…..kadang ia menggerutu, “aah…dasar Anjing…”
***
Menjelang siang, manusia setengah siluman itu pun pulang.
“Tadaima…”
“Selamat datang”
“Woi Kagome, aku punya sesuatu untukmu.”
“Hemmm…”
Lelaki itu mendekat tapi justru istrinya memandang benda itu aneh dan
sinis. Bentuknya seperti lumpur ditambah baunya yang kurang sedap.
“Ini ramuan nenek moyang. Katanya untuk mencegah penuaan. Cukup
diolesi di wajah.”
“Oh begitu aku sudah tua ya? Aku tak lagi menarik???” katanya ketus
“ Eh, eh, bukan begitu maksudku.”
“Terus…??”
“Aku Cuma…?”
Belum sempat lelaki itu menjawab, sudah disambar istrinya.
“Jadi begitu? Kamu pasti sudah terinspirasi oleh novel yang aku
bawa, iya kan? Kamu pasti sudah tahu kalau Bella yang seorang manusia khawatir.
Ia beranjak tua sedangkan pasangannya yang vampire akan tetap muda sampai kapanpun. Iya kan?”
“Kagome, bagaimana bisa aku berpikir begitu, sedangkan….”
“Apaaa?”
“Kau tahu sendiri aku tak bisa memBACA!!!”
Lelaki setengah siluman itu meninggalkan istrinya dan bergegas
mengambil makanan. Ah, bicara ketika lapar hanya menimbulkan emosi jiwa.
Sementara, istrinya melongo…
Penyuka Inuyasha ya mba? :)
BalasHapusKunjungi blog saya juga jika berkenan coretankinara.blogspot.co.id
Salam kenal nggih.
salam kenal juga mbak. iya, sampe bela-belain donlot sampai tamat hehehe...
BalasHapus