Ferdi
(bukan nama sebenarnya) baru saja ingat kalau ada PR mengarang yang harus
dikumpulkan via email paling lambat pagi ini. Dia sedang sibuk memikirkan
alasan yang tepat karena rasanya tidak mungkin dia bisa mengerjakan kilat,
menuliskan deretan kalimat dalam waktu singkat.
Begitu
pelajaran bahasa Indonesia dimulai, Ms Anna mengumumkan nama yang belum
mengumpulkan.
“Ferdi,
kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas?”
“Laptop
saya error”
“Oh,
ya, kan bisa pakai punya papa.”
“Wifi
dirumah sedang mati bu.”
“kamu
bisa pakai wifi sekolah kan, tinggal save di usb.”
***
Di
lain hari, Ferdi terlambat ke sekolah. Ia bangun terlambat karena semalam
bermain game.
“Kenapa
kamu terlambat Fer?”
“Jam
Weker saya mati dan tadi macet banget bu.”
“Kan
di rumah ada mama papa yang bisa membangunkanmu dan berangkat lebih pagi.”
***
Hayoo
siapa teman-teman yang pernah seperti Ferdi??? Semoga jangan ya. Gambaran Ferdi di atas seperti yang dikatakan
oleh pepatah Inggris kuno “The Fools Always blame the Tools”. Orang yang
dungu cenderung menyalahkan alat. Mereka akan mencari-cari alasan supaya tidak
disalahkan. Menyalahkan jam weker ketika kesiangan, menyalahkan wifi ketika
ingin mengirimkan tugas, menyalahkan macet sebagai satu-satunya biang
keterlambatan. Padahal, masih ada cara lain agar kesalahan itu tidak terjadi . Benda mati tidak layak untuk disalahkan.
Benda mati memiliki arti baik dan buruk tergantung si pemakai. Gadget bisa baik
jika digunakan untuk sekedar komunikasi, membantu tugas-tugas sekolah tapi bisa
jadi buruk ketika pemakaian gadget yang over, lupa waktu sampai mata yang
sakit. Sebilah pisau bisa berarti baik jika dipakai di dapur untuk memasak,
tapi bisa haram ketika dipakai untuk menyakiti orang. So, jadilah baik tanpa
menyalahkan, okeyyy....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar