Dear parents.......
Pertama-tama,
saya akui ( halahhh) sebenarnya saya sendiri bingung mau menjuduli eh, memberi
judul tulisan ini apa. Selain itu, masih ragu juga, sebenarnya tulisan ini
layak didedikasikan kepada siapa.
Jadi, rangkaian kata ini ( cieee) berawal dari obrolan dengan teman seprofesi. Topiknya sih ringan-ringan saja. Intinya perbedaan dunia pendidikan yang dahulu dan sekarang. Mungkin kalau dulu, teori parenting tidak begitu menggelegar, dunia pendidikan adalah tabu. Pendidikan itu hanya seputar guru, kepala sekolah dan siswa. Sebagai orangtua hanya keluar biaya dan doa. Iya betul, tak sedikit orangtua yang sangat memperhatikan pendidikan anaknya, tapi itu hanya sebatas dukungan moral dan finansial.
However,
nowadays, karena pendidikan orangtua yang cukup tinggi, perhatian terhadap
anaknya pun mengiringi dengan ekspektasi yang wow gitu. Loh....iya, kadang
tanpa selidik kroscek dulu sudah bertingkah. Apalagi dengan banyak teori
parenting yang beragam ( yang sebenarnya hasilnya baru kelihatan belasan tahun
kemudian), mereka kadang “ikut serta” dalam pendidikan di sekolah yang sebenarnya tidak penting-penting banget.
As for myself,
sebelumnya, terima kasih untuk para orang tua yang sudah memperhatikan anaknya
dan berperan dalam pendidikannya. Hanya saja, wujud dari perhatiannya sebaiknya
tidak terlalu over yang terkesan mencampuri rumah tangga sekolah. Lah kok bisa?
Iya, mungkin dari pihak sekolah kurang adanya ketegasan peraturan, terlalu
mengutamakan “customer” sehingga sekolah itu sendiri tidak punya power, tidak
punya kendali. Walahh....panjang amat yak, contohnya gimana. Sederhananya;
misalkan ada orang tua yang complain langsung ke “pemegang saham”, lantas tanpa
ba bi bu, kroscek lebih dulu, saudara tersangka yang dicomplain tahu-tahu kena
semprot. Dengan tiba-tiba, keputusan yang sudah ketok palu lantas belok 90
derajat hanya karena segelintir oknum. Itu adalah contoh kecil dimana peran
sekolah dan orangtua tidak bisa bersinergi (semoga saya terhindar dari orangtua
yang banyak complain hihiii....)
Peran orangtua
murid ituuu...iya betul, memang diperlukan demi keharmonisan bersama dan
eksistensi sekolah di masa depan. Namun, ada baiknya diseimbangkan. Ingat,
sekolah tetap punya andil lebih besar. Sekolah merupakan lembaga yang insya
Allah diisi dengan orang-orang yang memang dari disiplin ilmu yang dibutuhkan. Itupun
mereka ( para guru khususnya) dalam perjalanan kariernya masih ditambah dengan
pelatihan, seminar, workshop dan event event lain yang menunjang profesinya. Lantas,
yang dimaksud seimbang itu seperti apa siyy?
- Biasakan selalu up to date dengan informasi yang diberikan. Sometimes, kita temui orangtua yang tidak membaca informasi tapi entar di belakang komplain. Lho kok begini, kok begitu??? Padahal sebelumnya sudah diberitahu. Apalagi menanyakan hal yang sama berulang kali. Sabarrrr.....
- Kalau mau complain, mohon alurnya tepat ya parents. Maksudnya ? iya, kalau ada yang mengganjal tentang kehidupan di sekolah (jiahhh) ya sampaikan sama yang berwenang di sekolah, utamanya guru kelasnya dulu. Jadi dari tingkat yang lebih rendah. Kalau di tingkat yang lebih rendah bisa di-clear-kan kenapa harus sampai ujung tombak? Apalagi sampai meluber ke orangtua murid yang lain. Entar malah ujungnya tidak baik. Biasalah ya....orang kan kalau menyampaikan kata-kata ditambah-tambah...hihiii....Nanti jadinya, masalah yang sebenarnya sudah closed, di luar sana ternyata masih berkicau walahhh....
Anyway, teacher
is a human too. Nobody’s perfect. Kalau terjadi kekeliruan, silahkeun diluruskan
dengan cara yang bijak. Ini bukan untuk orangtua juga lohh, tapi buat rekan
senasib sepenanggungan. Ingat mengkritik di depan umum itu justru menjatuhkan
sedangkan mengkritik di belakang itu tanda kasih sayang ( cie cieee).
Thanks parents
for your support yaa....semoga bisa bersinergi yang sehat okeyyy........
bener.. jika ada complain mending dari struktur hirarki terendah dulu.. bagaimana masalah harus diselesaikan.. ga langsung ke yayasan.. yg kesannya ngadu2 ..
BalasHapusiya mbak, padahal guru tidak ada niat buruk terhadap muridnya....be positive
BalasHapus