Masih
fresh sekali yaa....sekarang ini sedang riuh, gegap gempita tentang penetapan
calon gubenur Jakarta. Yaa...seperti biasa, karena memang media menyoroti
(banget) tentang pilkada ibukota ini, mau tidak mau publik juga terseret
(halah) dalam kawah berita ini. Ibukota sedang mencari Papakota. Pilkada yang sebenarnya hidangan masyarakat
ibukota kini jadi bahan omongan rakyat se-Indonesia Raya (lebayy makkk).
Udah
pada tahu kan ya, siapa calon-calonnya. Koh Ahok, sang petahana, Babah Anies
Baswedan yang merupakan tokoh akademisi yang pernah tercatat sebagai rektor
Universitas Paramadina dan yang terakhir yaitu mas Agus, seorang anggota TNI
yang kinyis-kinyis, rela keluar dari korps tercinta, untuk meraih cita (???)
Seperti
pengalaman sebelumnya, ajang pesta demokrasi entah itu lokal ataupun nasional,
pasti ada deh itu yang namanya black campaign, kampanye hitam dari segelintir
orang yang fanatik sempit namun tak bertanggung jawab itu (ceileee). Biasanya sih,
kampanye yang tidak berkualitas itu disampaikan oleh media yang condong ke arah
satu calon, entah itu media cetak, elektronik ataupun sosial. Ya....sudah bukan
rahasia umum lagi memang, sekarang ini media kebanyakan tidak netral. Maju tak
gentar membela yang bayar, aihh....
Siapapun
yang jadi jago, bermain yang bersih lah yaa. Publik sudah semakin pintar kok. Mana
yang tulus mana yang pencitraan ( lho lhooo....). Yakin deh, kalian itu punya
sesuatu yang bisa “dijual”, something
special, something different. Pak Ahok dengan gayanya yang ceplas ceplos tapi
cukup membawa perubahan dalam birokrasi, pak Anies yang aduuhh cerdasnya yang
memang keturunan pejuang pemrakarsa kemerdekaan RI. Pasti dong tidak diragukan
nasionalismenya dan yang terakhir yang masih muda, yang bisa membuat ibu-ibu
rontok hatinya, mas Agus dengan segepok pengetahuan kemiliteran dan
kecerdasannya.
Tidak
perlu saling menjatuhkan meski mereka dari akar yang berbeda. Ahok adalah
keturunan China, Anies adalah Arab dan Agus adalah orang Jawa. Monggo, pilih
yang mana yang sesuai hati nurani dan kira-kira pantas memegang tampuk
kepemimpinan ibukota. Kalau secara wajah, pas lah ya. Wajah mereka yang rupawan
semoga membawa kebaikan.
Naiklah
tanpa menjatuhkan yang lain, perbaguslah tanpa menjelekkan yang lain. Jadilah pemimpin
yang amanah, jangan seperti kisah cinta dedek-dedek gemes yang manis di depan
pahit di belakang, ea eaa eaa.... Buat ibu-ibu dan remaja putri yang labil,
awas, jangan tertipu tampang lho. Jangan pula bilang yang pas di hati (yang
paling dalam hiks hiks hiks) karena mereka sudah punya istri hihiiii.... baper
baper deh. Jadilah pemilih yang cerdas ya. Jaman sekarang memang harus melek
media agar terhindar dari buruk sangka.
Selamat
bersuara ya, saya mah Cuma penggembira saja. Tinggal di DKI ya enggak, KTP
Ibukota juga enggak, jadi enggak usah banyak-banyak komennya lah ya.
Ngomong-ngomong, mas Agus, kalau tidak terpilih jadi gubenur, jadi artis boleh
jadi pilihan tuh. Pesonanya tidak kalah dengan kapten Yoo Si Jin di drama korea
Descendant of the Sun itu hehehehee...
Setuju Mak, semua punya kelebihan dan kekurangan bukan karena rasnya. Sama, nonton aja, bukan KTP DKI
BalasHapushahahaaa iya mbak, yang penting membawa kebaikan bagi semua :)
BalasHapus