“
wah, bu Linda enak banget ya, ga perlu capek capek kerja. Di rumah semua
dikerjakan dengan mesin, jadi ringan pekerjaan rumahnya.”
“
Rissa kurang apa coba, cantik, pinter, mau apa tinggal bilang. Sempurna banget
deh hidupnya.”
Begitulah
tetangga gang sebelah bergumam. Tak disangka-sangka, ibu Linda yang mereka
gosipkan, ternyata harus pintar-pintar mengatur keuangan karena penghasilan
suami dibagi dengan istri kedua. Ia pun rajin menulis ke berbagai redaksi untuk
mendapat tambahan karena memang tidak diperkenankan bekerja demi mengurus anak.
Di lain gang, Rissa, yang mereka puji-puji, ternyata harus bersabar karena
orang tuanya yang sibuk, tidak mau tahu. Mereka hanya mau nilai sekolah Rissa tidak
boleh kurang dari delapan, kalau tidak, orang tuanya bisa naik darah dengan
mengurung dia di kamar tanpa diperbolehkan memegang handphone, laptop maupun
televisi.
Memang ya,
hidup itu seperti gunung es. Apa yang nampak itu hanya sebagian kecil. Kadang
apa yang nampak keluar itu indah, belum tentu dalamnya juga sama. Yang indah
belum tentu indah, yang kelihatannya susah, justru mereka menikmati. Lagian,
kalau kita terus-terusan memandang hidup orang lain, lha kita kapan ngurusi
hidup kita. apalagi yang kita pandang lebih jauh di atas. Mencari motivasi,
iya, tapi tidak Cuma mengkhayal saja. Lihat tuh artis artis, bagus cantik
rupawan tapi ternyata cerai, ternyata tersandung kasus narkoba, ternyata harus
banyak mengkonsumsi suplemen kimia, ternyata harus start kerja lebih awal,
ternyata lebih sering meninggalkan keluarga. Ya....memang selalu ada resiko
dari pilihan. Selalu ada sisi baik maupun buruk dari seseorang.
Yes.....karena
rumput tetangga tak selalu lebih hijau. Daripada dengki dan iri, lebih baik kita yang
introspeksi diri.
Bersyukur
akan nikmatNya itu penting.
Allah bahkan menjamin mereka yang senantiasa bersyukur dengan nikmat lain yang
lebih besar.
Dan (ingatlah) ketika
Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan
menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat. [Ibrâhîm/14:7]
Kalau ada tetangga yang tengah mendapat kebahagiaan, boleh lah yaa kita ikut hepi, malah enteng, tidak terhindar dari stress karena envy atau malah mendoakan yang sebaliknya? Lahh jangan itu mah, bahaya.
Imam Abu Daud meriwayatkan dari hadits Abu Darda RA
bahwasannya Rasulullah bersabda:
“Apabila
seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu
tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia
mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka
ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan
jika tidak, ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
Nahhh lhooo....doanya
malah kembali ke kita, kan berabe urusannya.
Thanks to
Allah sambil lihat di sekitar yang tidak seberuntung kita. Sebelum mengeluh
karena hanya makan tempe, lihatlah mereka yang hanya makan nasi sambal dua kali
sehari. Sebelum kamu mengeluh karena rumahmu yang kotor, keramik lepas,
lihatlah mereka yang tidur di kolong jembatan. You don’t need to place
yourself to be the saddest man. Say alhamdulillah and cheer....don’t forget
to do the best as you can.
Ya , karena
rumput tetangga tak selalu lebih hijau. By the way, rumput itu juga termasuk
tanaman penganggu lho, menganggu pertumbuhan tanaman lain yang lebih prospektif
hihihiiii.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar