Perempuan itu
memandang laptopnya sambil sedikit menebar senyum sendiri, kadang sesekali
menengok ke layar hapenya, entahlah, sepertinya aura kebahagiaan sedang
menaungi dirinya.
Sebagai seorang
perempuan yang konon suka bercerita, Saqeena justru kebalikannya. Dia lebih
banyak diam dan menyibukkan diri. Berbicara seperlunya, begitu kata teman-teman
yang ada di sekitarnya. Kadang ia melucu atau diskusi ringan, tapi tidak
tentang pribadinya. Meski begitu, ia tipe yang enak dijadikan teman, terutama
pendengar, ya...pendengar yang baik.
“ Saqeena, heppy
banget nampaknya,”sapaku.
“ Iya nih.”
“Boleh tahu
nggak nih? Cerita dong, suntuk nih. Laporan sudah selesai, mantengin laptop
terus cape,” rayuku.
“Hemmm...kasih
tahu nggak yaaa...”, ujarnya.
“ Yeeee....Saqeena,
boleh dong ngepoin kamu sesekali.”
“ Aah, jadi
gini, adik iparku dan suamiku kini sudah mulai rajin sholatnya.”
“Waah, selamat
ya...” Uhmmm.....bingung mau berkomentar apa, sampai si gadis disampingku ikut
nimbrung, mungkin mendengar karena suasana yang sunyi.
“Yee Saqeena,
emang seharusnya begitu kan? Mereka kan sudah baligh, kalau sama bapakku mah,
udah di sabet pakai sapu lidi,” cerocos Laila.
“Apalagi kalau
shubuh lewat, bisa diguyur tuh. Sekarang si abang sama adik-adik
rajin sholatnya, termasuk yang sunnah juga lho. Beruntung deh yang dapat mereka, sholeh, pintar pula” tambahnya.
“Eh, begitu
ya...” Saqeena tersenyum., agak kecut sih seperti menyembunyikan suatu
kekecewaan. Kami kembali menatap laptop masing-masing. Iseng-iseng, setelah
beberapa saat, aku cek facebook dan kutemukan status yang panjang kali lebar
dan jelas sekali itu akun siapa.
"Setiap orang
berkewajiban menjadi lebih baik, lebih baik dari sebelumnya, bukan lebih baik
dari orang lain. Kalian tumbuh di lingkungan Islami, begitu juga dari
pendidikan dasar sampai kuliah pun masih bernaung di pendidikan Islam. Kalian
tak pernah merasakan bagaimana beratnya mengubah orang dengan karakter yang
sudah terbentuk. Mungkin bagi kalian ini biasa, tapi bagiku ini adalah hal yang
luar biasa. Masih banyak PR yang harus kuselesaikan, semoga menjadi tabungan
akherat yang berarti."
Aaah, benar
sister, aku tahu untuk siapa status yang baru saja kau tulis, bolehlah aku
komentar ya cantik...
“ Tetaplah
berbuat baik karena kita tidak tahu amalan mana yang membawa kita ke surga.
Bahkan sebesar dzarrah pun diperhitungkan olehNya. Tetap Semangat, gapailah
cintaNya meski dengan merangkak.”
Ia hanya
membalas dengan icon senyuman,.
Langit Bekasi
mulai cerah. Gelapnya mendung kini pudar, benarlah bahwa mendung tak berarti
hujan. Ternyata masih banyak misteri yang belum kupahami. Ya Allah, jadikan
diriku orang yang baik tanpa merendahkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar