“Eh,
kita nonton yuk,”
“
Emm....gimana yaa, liat entar deh ya”
Di
lain hari,...........
“Eh,
ini gamis bagus deh. Yah, harga mah nggak nipu deh.”
Lihat
label, balik kanan bubar jalan.
“
Haduuh nyonyah, kamu ngirit amat sih, kan bisa minta suami, bukannya gaji kamu
sendiri yang pegang? kan duit kamu ya punyamu.....”
Hhhh......if
you know what i mean.
Tak
jarang kita menemui kejadian-kejadian tersebut atau malah mengalaminya sendiri?
sebagai subjek atau teman sejawat nih?
Yah,
jaman sekarang, sudah bukan hal yang tabu lagi perempuan bekerja. Cukup banyak
perempuan yang meniti karier di berbagai bidang dengan maksud tertentu. Ada
dari mereka yang ingin mengamalkan ilmu yang dia peroleh, sekedar mengisi waktu
luang atau bahkan ada yang menjadi penopang hidup dalam suatu rumah.
Apapun itu, adalah hak mereka untuk memilih bekerja atau tidak. Cukup doa yang baik-baik sajalah yaa.
Apapun itu, adalah hak mereka untuk memilih bekerja atau tidak. Cukup doa yang baik-baik sajalah yaa.
Yang
namanya perempuan, wajarlah pengin ini itu. Karena memang kodrat wanita itu
diindahkan pandangannya akan harta, fashion. Lihat ol-shop baju langsung
ngiler, lihat perhiasan langsung hijau saja, ada promo-promo apalagi di tanggal
gajian, ya ayuuk aja. Selain itu, wanita itu lebih pede kalau jalan rame-rame.
Ya, nggak perlu banyak sih, yang penting ada teman ngobrol ( kecuali bagi yang
sudah punya gandengan ya, cukup berdua saja). Biasanya lepas gajian langsung
ada agenda entah kemana, nonton, makan-makan, shopping atau piknik.
Tapi,
pernah nggak menjumpai teman seperti yang diilustrasikan di atas? Kembali lagi
dari latar belakang kenapa perempuan itu bekerja ya. Yang perlu diketahui
adalah bahwa tidak semua perempuan bekerja itu hanya sekedar untuk uang jajan
pribadi saja. Beberapa justru ada yang menjadi pokok dari sebuah keluarga.
Beberapa ada yang kurang beruntung, entah itu penghasilan suami yang dirasa
kurang atau bahkan dicampakkan suami. Iya, ada. Disini saya nggak akan ngomong
dari sudut agama yang perempuan sebaiknya bla, bla, bla you know lah yaaaa.
Yah,
kita hargai saja kalau ada perempuan yang kita anggap ngirit. Bisa jadi
kebutuhan rumah tangganya sedang membludak. Jangan buru-buru nge-cap pelit
padahal kita sendiri tidak tahu latar belakang seseorang. Meski teman sekerja,
gaji sama bahkan mungkin lebih karena ditambah lembur, belum tentu
pengeluarannya juga sama.
Lain
orang, lain ladang (kayak peribahasa yak). Baik-baiklah dalam berprasangka.
Sudut pandang yang berbeda tidak lantas menjadi pembenaran terhadap pendapat
yang kita yakini. Bersyukurlah kalau teman-teman masih bisa berleha-leha,
memanjakan diri dengan jerih payah sendiri. Cukuplah berempati dengan rekan
sejawat kalau salah seorang teman tidak membeli gamis cantik yang ditawarkan,
tidak bisa pergi ke bioskop atau hang out di mall-mall. Mungkin mereka sedang
memikirkan bagaimana membagi penghasilan dengan tagihan SPP, listrik, air dan
saudara yang masih banyak pendanaan. Tak semua wanita adalah tulang rusuk, bisa jadi mereka adalah tulang punggung. Keep strong beibeh.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar