Pagi-pagi
om-om ojek online sudah menghampiri. Everything seems so easier ya. Dengan
ramah sang pengendara mempersilahkan naik customer. Tak peduli jauh dekat,
banyak atau sedikit fee, tetap dengan senang hati melayani.
Sampai
kantor, lantai sudah beranjak mengkilap dan aroma toilet yang masih standar.
Oh, pegawai OB ternyata sudah datang. Startnya lebih pagi daripada karyawan
lain dong. Kalau rumah dekat ya anggap saja sebagai berkah jadi tidak perlu
bermacet ria. Kalau rumahnya agak jauh ya anggap saja sebagai pemanasan.
Tak hanya itu, mpok-mpok penjual nasi pun sudah sibuk meladeni permintaan pembeli termasuk diriku yang hina ini ( lebayyy, jitaakkk). Itu kapan ya dia masaknya, habis subuh sudah matang semua.
See, ternyata memang kita tidak hanya berinteraksi dengan rekan sekerja saja. Kita tak hanya butuh atasan yang menggaji kita tapi ternyata masih banyak elemen yang mendukung kelangsungan hidup ( idih, bahasanya scientific banget)
Apapun itu, tidak ada yang sia-sia dari setiap usaha ( yang positif lho ya). Apalagi kalau tujuannya nafkah keluarga, bisa dobel-dobel pahalanya. Bayangkan saja kalau di kantor nggak ada OB, emang situ mau direpotkan dengan nyapu, ngepel sampai masak air? Kalau tidak ditemui tukang nasi uduk pagi-pagi, bersiaplah dengan bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan, apalagi yang emak-emak pekerja. Lebih riweuh lagi urusan.
Apakah
ini berarti cita-cita cukup sampai disitu saja? Ya enggaklah. Monggo, gapailah
cita setinggi langit tapi tidak dengan merendahkan profesi yang lain. sukur sukur,
kelak jika kamu jadi pemimpin bisa meninggikan mereka ( gajinya maksudnya,
heheheheeee).
So,
tidak ada salahnya menjadi profesi apapun. Bahkan seorang presiden pun masih
butuh tukang cukur. Sebuah kota yang bersih tak lepas dari tukang sapu yang
membersihkan jalanan. Lha kalau semua itu direktur, terus yang nyapu kantor
siapa? Gedung tidak akan berdiri tegap tanpa kuli, hanya berwujud gambar di
kertas arsitek saja. Dengan bilang terima kasih mereka sudah merasa
dimanusiakan apalagi dengan sedikit tip, itung-itung rejeki nomplok, halahhh (
meski memang sejumlah tempat menolak adanya tip karena bisa berpengaruh dengan
kinerja, bisa dipahami lah yaaa.
Tetaplah
menjadi berharga dimanapun kamu berada
tetaplah berarti dalam segala posisi.
Jika saat ini pekerjaan kalian dianggap di bawah, tak perlu berkecil
hati. Toh, garam itu tak terlihat tapi menjadikan sayur lebih berasa, ceileee. Tenang,
di mata Allah, yang berharga itu adalah iman dan takwanya kok (cek diri sendiri
ah)
postingannya super mbak. Pendek tapi makjleb. Ngebantu kita buat terus bersyukur dan menghargai diri kita sendiri dan orang lain.
BalasHapusSalam kenal ya mbak:)
makasih mbak, cuma menghibur diri niatnya hahahaaa....salam kenal juga
BalasHapus