Selasa, 16 Juli 2019

Karena Tak Ada Ilmu yang Sia-Sia


“Jadilah baik tanpa menjelekkan orang lain”

Simbah Nelson Mandela pernah berkata bahwa “pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.” Iya, memang betul, bahwa pendidikan, luasnya pengetahuan bisa mempengaruhi taraf hidup. Beragam ungkapan untuk motivasi menuntut ilmu bertebaran. Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa setelah terjadi pengeboman di Jepang, pertanyaan yang terlontar dari kaisar Hirohito adalah berapa jumlah guru yang tersisa.

Ada pepatah menyebutkan “tak ada ilmu yang sia-sia”. Selagi waktu dan usia masih ada, why not? Ilmu agama sangat penting, sebagai bekal kita di akherat, tapi Allah tak pernah melarang untuk mempelajari ilmu yang lain ( eee....tapi bukan ilmu sihir ya, dosa, itu musyrik).

Jadi sangat disayangkan, beberapa waktu yang lalu penulis pernah membaca seperti ini “ jangan sampai anak lebih lancar bahasa Inggris ketimbang bahasa Arab.” Eh, ada lagi orang, padahal guru, beliau bilang “ tar kan di akherat pertanyaannya pake bahasa Arab, bukan bahasa Inggris.”

Marilah tengok sejarah. Bahkan orang Islam dulu pun belajar berbagai ilmu. Ibnu Sina, Al Farabi, Al Biruni, Al Khawarizmi. Siapa itu mereka bu? Ya, mereka adalah ahli kedokteran, musik, Astronomi, matematika dan ilmu lain yang berkaitan. See, Kita sudah dicontohkan para pendahulu kita untuk belajar banyak. Apa ini melupakan ukhrowi? Ah, tentu saja tidak. Dengan keluasan ilmu yang dimiliki, justru harusnya mempertebal iman. Bukankah salah satu cara mengakui dan mengagumi keagungan Yang Maha Kuasa adalah dengan mempelajari semesta? Kalau Nabi Muhammad tak pandai ilmu matematika, mana mungkin ia bisa jadi pedagang yang erat dengan hitung-hitungan? Dengan kemampuan berbahasa Inggris, Ahmad Deedat dan Zakir Naik berdakwah, mengislamkan banyak orang dengan bahasa Inggris.

Dengan lebih mementingkan ilmu dan menjelekkan ilmu yang lain, dampaknya nggak baik lho buat pembelajar cilik. Mereka bisa jadi enggan belajar cabang ilmu yang lain. Gairah ke-ingintahuannya bisa runtuh seketika (halaah, ini lebay). Bukankah Allah mengangkat derajat orang yang berilmu? Teringat teman saya yang umroh, beserta rombongan dan segala perlengkapannya. Nah orang Arab bilang “ Lift, lift”, maksudnya deket situ ada lift, biar cepet. Eh, teman saya ini nangkapnya “leave” suruh pergi. Jadi, tiap kali disuruh naik lift, dia malah kabur, takut diusir, hahahaaa.......(garing yaa).

 Jadi sodara-sodara, kalau ada yang bilang “nggak usah belajar bahasa asing, toh, nanti di akherat pertanyaannya pake bahasa Arab”, dijawab aja sekalian : “ Berarti nggak usah belajar matematika, fisika, IPS  dan segala ilmu duniawi. Toh nanti nggak ditanya rumus segitiga dan ibukota Argentina”

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...