Rabu, 31 Agustus 2016

Muda Berkarya, Tua Berjaya



Belakangan ini masih anget-angetnya berita tentang perolehan medali emas yang dipersembahkan oleh atlet badminton di Olimpiade 2016 Brasil. Uniknya, kebetulan sekali, kemenangan ini pas banget di ulang tahun Indonesia. Ya...jadi gitu, victory mereka seakan menjadi kado terindah buat negeri ini yang memang prestasi bidang olahraga tidak begitu tinggi. Yaa.....at least kita medapat medali emas...jrenggg.....yang bisa
membuat moncer Indonesia. Indonesia memang cukup diandalkan di cabang olahraga ini setelah sebelumnya, beberapa atlet yang membuat negeri ini mewangi seperti Susi Susanti, Rudy Hartono, Liem Swie King dan jajaran atlet lainnya.

Mereka disanjung, dielu-elukan dari berbagai penjuru. Yeahh.....they deserve it. Mereka pantas mendapatkan itu karena sudah tentu  mereka  berlatih sekuat tenaga demi mengharumkan nama bangsa.

Karena prestasi itu jugalah, duo Natsir dan Tontowi Yahya, eh salah, Tontowi Ahmad “diarak” dengan bandros dan bonusan dari pemerintah yang tiada tara. Yah....kalau dihitung-hitung bisa untuk “uang panai” gadis Bugis lah, halahhh....Itu duit semua kan bukan daun xixixiiii......
Semoga bonusannya bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya, difikirkan juga kedepannya. Negeri ini kan manusiawi, kadang ingat, kadang tidak. Profesi atlet memang tidak sama dengan profesi lainnya. Jika profesi yang lain masa pensiun sekitar 50an atau bahkan tidak mengenal pensiun seperti pekerja seni, misalnya. Sebagai atlet, mungkin usia 35an adalah garis merah ( meski ada yang sudah lewat tapi masih kuat). Bibit baru selalu tumbuh, regenerasinya melesat. Adik-adik seperjuangan tentu fisiknya lebih kuat.

Karena pensiun lebih dini itu pulalah, berfikir sejak dini juga perlu yaitu tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengisi masa pensiun. Entah itu membangun bisnis, kursus keahlian lain atau apalah yang penting bisa bertahan ketika tenaga tak lagi dipertahankan. Bagi yang fotogenik dan pandai berakting, mungkin bisa mengikuti jejak Tya Ariestya, Dony Kesuma atau Deny Sumargo menjajal dunia seni peran. Ada lagi yang masih tetap di passion olahraga seperti Susi Susanti yaitu dengan membuat brand perlengkapan olahraga.

Tetap semangat ya atlet atlet Indonesia, tetap berkarya. Begitulah hidup, ada masa di atas ada masa di bawah. Ketika masih di atas, siapkan “parasut” yang apabila kita terjun kebawah tidak bruk terjatuh berdarah-darah , patah tulang dan sebagainya. Negeri ini memang kaya sumber daya tapi juga kaya hutangnya. Perjuangan ketika muda cukup untuk bahan cerita. Ya begitulah, hal yang umum terjadi; ketika menjadi bintang, mendadak semua berteriak kencang, ketika bintang itu redup, mendadak semua tunduk. Belajar dari yang berpengalaman, sepertinya ide bagus membuat plan A plan B dan seterusnya......Keep fighting J


Minggu, 28 Agustus 2016

Nak, minta sabunnya sedikit yaa.....



Yess, akhir bulan yang bagi sebagian orang adalah momen untuk mengencangkan pinggang (termasuk saya hihihiii)....bagaimana tidak, bagi orang-orang yang hidup dari mengandalkan gaji (doang), lihat kalender yang cukup gendut harinya, membuat ingin meneteskan air mata. Stok di rumah, mulai dari makanan sampai amunisi cuci tangan sudah tiris. Ibarat anak kos, makanan akhir bulan tinggallah soto, rendang dan kari dalam bentuk mie, botol sampo pun di isi ulang lagi ( pakai air )......ini terlalu satire kali yaaa...
Itu juga terjadi sama saya lho, meski tidak plek banget sama  tapi setidaknya cukup jadi cermin. Saya pribadi , makan pagi cukup yang tiga ribuan sambil doa agar bisa bertahan sampai nanti makan siang ( dari kantor maksudnya ).
Beberapa benda yang masih eksis waktu akhir bulan biasanya sih, belong to my son. Ya....seperti sabun, pasta gigi dan shampoo. Di saat itu pulalah, kadang saya ambil dikit-dikit kalau punya saya sudah tak bersisa, biasanya sih sampo. Ketika air sudah tercurah sedangkan shampoo dewasa habis, ambillah setetes dua tetes  biar bau wangi-wangi dikitlah daripada Cuma air. Bagaimana dengan pasta gigi? ketika sudah malam tapi gigi masih ngganjel bakteri sedangkan tak bernyali buat utang, ya sudahlah, enak juga sesekali menikmati pasta gigi yang memiliki banyak rasa buah itu.
Tapi itu semua bukan tips jitu dalam menghadapi akhir bulan ya. Yang bagus itu ya, yang pengeluaran sampai akhir bulan difikirkan ketika gaji sudah datang. Semua ada skala prioritasnya. Yang tidak penting dibelakangin. Jangan terlalu euphoria ketika terima gaji karena gaji itu sebenarnya adalah  ilusi, halahhh. Yang slow slow aja di awal, naahhh, nanti ketika ada sisa di akhir, baru deh, mau seneng-seneng sesuai budget, ayuukkk....Kan menurunkan harkat dan martabat juga kalau harus gali lobang tutup lobang ( uhukkk)..
Overall, apapun  itu, semua yang kita dapat syukuri, nanti Allah cukupkan kehidupan, dikasih nikmat yang berlipat. Kalau nurutin hawa nafsu doang mah, gaji berapapun juga tidak cukup, orang bilang rejekinya enggak berkahi.
Buat yang nge-kost, baek  baek  yaaa....tahu tanggal tua jangan maksa buat gaya apalagi kalau orangtuanya biasa aja tapi enggak dibenarkan juga kalau harus minta-minta. Dunia ini keras Jenderal. Selamat berakhir bulan kawan-kawan, semoga ada kabar baik di akhir pekan. Buat saya sendiri, sorry dear, ibu bagi shampoo, sabun dan  pasta giginya ya nak....

Rabu, 24 Agustus 2016

Happy breastfeeding week




Agustus dah mulai lewat tapi baru diposting sekarang huhuuu (jitak).....
Tidak banyak yang tahu, bahwa pekan pertama bulan Agustus adalah world’breastfeeding week. Kalau Indonesia menyebutnya pekan menyusui ( jangan porno duluan lho ya). Breastfeeding adalah hak segala bangsa eh spesifik lagi anak yang masih dibawah dua tahun. Sebagai warga negara yang bermartabat dan pemeluk agama yang taat, malu dong kalau kita merampas hak meski itu milik anak bayi. Merampas di sini tidak hanya ditujukan pada bapak-bapak yang ngiler duluan, tapi kita yang berada di sekitar ibu-ibu menyusui bisa kena lho. Contohnya, ruangan untuk menyusui. Ruang untuk merokok yang merugikan saja diada-adakan, kenapa ibu-ibu nrimo di toilet. Coba nek kamu lagi nongkrong di toilet , jangan Cuma main hp, tapi sekali-kali ngemil nasi padang. Ada sensasi nyesss nyess ditambah dengan aroma yang aduhai, kira kira ketelan gak tuh. Tidak hanya itu, kadang kita jumpai bapak-bapak yang sedang merokok di dekat ibu-ibu. Wah, ini modus atau tulus nih. Hellow, tidak bijaksana sekali kalau bayi yang tanpa dosa itu jadi perokok pasif yang efeknya jauh lebih bahaya dari si perokok sendiri, merusak generasi om.
Selamat menyusui ibu-ibu, carilah tempat yang aman, nyaman, bersih. Bersyukurlah yang memiliki ASI ( Ibu ya, kalau di ganti Ummi bisa blaik iki) melimpah ruah, bisa full ASI enam bulan. Di luar sana masih banyak perempuan yang harus memerah ASI di sela-sela pekerjaannya, adapula yang dicoba berbagai cara tapi mampet, yo wes lah yaa....apa boleh buat, kalau susu sapi harus jadi pilihan. Menyusui full ASI tidak berarti kita bisa menjudge bahwa kitalah yang terbaik. Beberapa mommy memang ada yang tak seberuntung kita. Seperti pengalaman tetangga, yang ketika baru lahir si baby harus diopname karena sesuatu hal dan terbiasa dengan dot. Ketika sudah di rumah, dicoba ASI, malah tidak mau karena mungkin belum distimulasi, ASI tidak keluar, sedangkan baby keburu nangis kejer karena kelaparan. Mungkin juga di luar sana ada ibu-ibu yang mengidap penyakit yang dikhawatirkan akan menulari bayi yang ia susui. They know which one is better. However, terkutuklah wanita yang menolak untuk menyusui karena alasan body. Lho, padahal proses menyusui itu justru bisa menyeimbangkan body weight kalau tidak salah ya ( mohon koreksinya)
 Jangan sekali-kali bilang rakus, nggragas kepada ibu-ibu menyusui. Ya memang begitu. Karena disedot, cadangan makanan di badan jadi cepat berkurang, jadi cepat lapar.
 Mari dukung ibu-ibu menyusui dengan memberinya banyak makanan, tempat yang layak dan juga aman dari berbagai gangguan.. atau mungkin cuti menyusui sampai enam bulan hahahahhhha......

Selasa, 23 Agustus 2016

Sianida, Conan dan Mahasiswa



Bingung mau kasih judul apa........
Akhir-akhir ini publik tersedot perhatiannya dengan kasus pembunuhan yang pengusutannya bagai mencari jarum dalam jerami. Tentu saja, media juga berperan dalam penyebarluasan kasus ini, bahkan ada stasiun tivi yang meliput jalannya persidangan secara live meski diselingi dengan komersial. Pasalnya, kasus ini pelik dan unik. Terlepas dari alasan kenapa tega meracuni sahabatnya, kabarnya “prosedure” kejahatan ini terinspirasi dari komik Jepang, Detective Conan. Tahu sendirilah isi dari Conan itu mulai dari awal hingga membuat alibi, perfect.  Done by the expert. Rapi, namanya juga mantan mahasiswa Australia, berpikirnya melaju ke depan, bahkan untuk urusan kejahatan sekalipun. Meski ujung-ujungnya ketahuan juga, tapi perlu digarisbawahi bahwa faktanya, buku tak sekedar buku. Buku bisa memberi efek yang dahsyat, bisa juga Cuma sekedar numpang lewat.
See,  komik pun bisa mempengaruhi pikiran manusia. Membaca memang harus ada ilmunya, tak sekedar membaca. Membaca bukan berarti menelan informasi yang ada. Kita tahu, ratusan buku dipublish setiap tahun dari berbagai penerbit dan negara. Tidak mungkin pemerintah dengan jeli satu per satu kontrol buku layaknya QC di pabrik-pabrik . Buku bukanlah seperti obat dan makanan yang harus lolos ujian dan mendapat sertifikat. Yang sudah ada badan pengawasnya saja sering banyak yang menyelinap, entah produk palsu, label halal yang kadal-uarsa dan lainnya. Jadi memang, kalau membaca buku itu harus dengan akal sehat, ditimbang-timbang, apakah ilmu dari buku itu bisa kita aplikasikan atau sekedar cuci mata daripada bengong. Itulah kenapa ada event bedah buku; untuk menaikkan penjualan, itu juga membuka pikiran mata batin pembaca, halahhh.
Apalagi di zaman di mana banyak media, portal-portal bacaan yang mudah didapat tapi kebenaranya belum bisa dipertanggungjawabkan. Di sinilah kecerdasan pembaca diuji. Ingatlah, bahwa kisah tragedi komunis di Indonesia, Uni Sovyiet dan lainnya berawal dari sebuah buku, Das Kapital karya Karl Marx. Pembaca yang cerdas bisa menelaah mana yang baik mana yang buruk. Pembaca yang cerdas tidak asal share tanpa ada crosscheck apalagi dari portal yang tidak dipercaya yang hanya mengedepankan rating. Conan memang menarik untuk dibaca tapi tidak untuk diaplikasikan ilmu kriminalnya. Jadilah pembaca yang cerdas dan bijak apalagi kita yang mengenyam pendidikan tinggi, yang katanya agent of change. Berubah sii berubah, tapi berubah ke arah yang baik dengan cara yang baik.




Minggu, 14 Agustus 2016

Haris Azhar dan Paribasan "Ulo Marani Gebug"



 
Kemarin-kemarin sedang hebring-hebringnya eksekusi. Hihiii....ngeri-ngeri sedap gitu. Jagad Nusakambangan seakan bergoyang. Orang lain bisa saja berkata bahwa maut itu di tangan Tuhan, tapi bagi mereka yang terpidana mati, lain cerita. Iya sih, maut di tangan Tuhan, tapi lewat perantara juru senapan. Positifnya, kita bisa mempersiapkan sangu untuk dibawa menghadap Sang Gusti Allah jauh-jauh hari, tapi kalau urusan amal diterima atau tidak, itu urusan Yang di Atas. Lama juga lho, dari sejak mereka divonis hukuman mati sampai pada waktu eksekusi. Mungkin pak polisi ingin mereka tobat sebenar-benarnya, mempersiapkan bekal akhirat yang barangkali bisa menutup dosa-dosa sebelum tertangkap. Ya kalau mereka sadar sih benar-benar tobat apalagi kalau memang tidak ada celah untuk grasi, garasi atau agresi, entahlah apa itu namanya. Yang ndableg, masih jadi makelar bisnis haram dengan membayar upeti kepada sipir, mematikan cctv dan banyak lagi.
Seperti yang baru saja terlontar seorang yang saya sendiri sebenarnya tidak begitu kenal, Haris Azhar, aktivis dari Kontras. Nyanyian beliau ini bisa jadi Cuma obrolan numpang lewat ibu-ibu gang senggol atau bisa jadi pantikan api bagi orang-orang yang terlibat. Lha bagaimana tidak panas, wong Haris berujar kalau dibalik bisnis haram ada sejumlah tokoh dari BNN ataupun petinggi negara yang lain. Semua terkejut, ngetroll sampai jantungan.  Nah, sayangnya, kenapa dia berani bicara seperti itu ketika gembong bisnis haram sudah di alam baka. Kan wagu, kita kan butuh keterangan dari bigbos itu, enggak Cuma otopsinya saja. Lha kalau begini, sumber mana lagi yang dikorek? Jangan heran kalau nanti ujaran dari Haris Azhar itu Cuma dianggap lelucon, apesnya lagi, ia mungkin bisa jadi senasib dengan jajaran KPK lain yang menginap di hotel prodeo. Itu Cuma apes ringan lho. Karena hanya dianggap mencemarkan nama baik. Paribasan orang Jawa, Ulo Marani Gebug, ular menjemput pukulan. Terus apes beratnya bagaimana? Lha, siapa tahu jaman petruk, eh petrus kembali muncul atau malah nasibnya sama dengan Freddy Budiman, mbak Merry dan orang-orang Afrika lain yang namanya susah disebut. Kalau memang betul apa yang dikatakan mas Haris, semoga diberikan kelancaran dan keselamatan. Memperjuangkan hak segala bangsa dan ikut menertibkan ketertiban dunia sudah dari dulu tertulis di pembukaan Undang-Undang. Kebebasan berpendapat dijamin oleh pemerintah. Tetap semangat pak Haris, jangan seperti saya yang Cuma ngedumel di belakang. Tenang pak Haris, kami bantu kok, bantu dengan doa.

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...