Rabu, 04 Juli 2018

Pudarnya Pesona Sekolah (Negeri) Idola


Pertama-tama, mumpung masih bulan syawal,saya ingin sungkem, meminta maaf pada sahabat semua. Permintaan maaf juga buat Kang Abik yang nyatut kata-kata dari karyanya untuk judul di atas, hehehee...peace.

Pada momen ini memang semua nampak sibuk. Tak hanya perkara hari raya tetapi juga bertepatan dengan pergantian tahun ajaran. Sebagian bersyukur dengan kenaikan kelas, sebagian lagi deg-deg ser dengan hasil ujian akhir dan hunting sekolah baru.

Jargon “ ganti menteri, ganti kebijakan “ memang masih terpatri dalam hati ( bahasa opo iki rekkk). Ada yang berbeda dengan penerimaan siswa baru sekarang ini. Sejumlah umat disibukkan dalam perbincangan sebuah kebijakan; ada yang pro adapula yang kontra.

Adalah kebijakan zonasi which is menjadi trending topic baik di kalangan pendidik maupun orang tua murid. Why? ?? Betul bila alasannya menghindari macet. Apalagi untuk daerah metropolitan yang memang penuh drama, entah polusi, macet atau segala entah yang lain. Jadi, pendek kata, sekolah yang dekat sajalah. Akan tetapi, kebijakan ini juga menuai kontra dimana saat ini memang ada kasta-kasta di sekolah mulai dari favorit, menuju favorit hingga (maaf) cap sekolah buangan.

Kebijakan zonasi ini memang memprioritaskan siswa yang paling dekat. Beberapa berpendapat bahwa jalur zonasi ini bisa memicu menurunnya kompetisi apalagi untuk kalangan sekolah favorit yang dikenal dengan standar input yang tinggi. Bisa jadi, dengan kebijakan zonasi, anak yang dibawah standar bisa masuk ( mungkin lho ya, tidak memukul rata pengguna zonasi).

Lain di kota, lain juga di desa. Di daerah daerah tertentu, dengan lalu lintas yang lengang, jarak tempuh yang pendek ( tempat asal saya dulu), saya pikir nggak terlalu berpengaruh. Apalagi biasanya di daerah, sekolah-sekolah berdiri di pusat kota, lha kalau orang-orang yang di pelosok artinya melalui jalur yang lain saja, oopssss. Bahkan, dari dulu akrab dengan teman-teman yang rela kos karena memang rumah mereka jauh, demi apa coba, ya demi sekolah yang lebih berkualitas lagi berfasilitas.

Kebijakan zonasi ini sebenarnya bukan hal yang baru di beberapa negara, terutama negara maju. Pemerintah mendukung penuh pendidikan dengan menyediakan segala sarana dan prasarana yang sama sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial antar siswa. Kelengkapan suatu fasilitas kan salah satu daya tarik siswa baru, seperti wi-fi, AC, laboratorium dan lain-lain.

Yah, sebagai pelaksana kebijakan, hendaknya berlapang dada ( sheila on7 hahahaaa)....Selalu ada konsekuensi di tiap keputusan. Untuk guru-guru sekolah favorit, percayalah kalian akan lebih pintar dalam mengolah strategi karena bisa jadi input siswa bisa beragam, tak bisa kau pilih hanya berdasarkan nilai ujian. Seperti apapun input, yang penting outputnya kan? Semoga prosesnya baik dan berkah ( duuuh, sok adem banget yey). Semoga dengan kebijakan ini membuat pemerintah untuk menyegerakan untuk menyamaratakan fasilitas semua sekolah( ribet amat bahasanya mbok). Bagi yang punya usaha kos untuk memfasilitasi siswa jarak jauh, yah semoga diganti dengan para mahasiswa yang butuh tempat berteduh. Eh, mahasiswa nggak kena sistem zonasi kan?

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...