Selasa, 20 Juni 2017

nasihat dalam hikayat

      Pertama-tama, saya ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada teman saya yang gemar berbagi ilmu sehingga memperkaya khazanah blog saya ini (halaaah). Dengan pernyataan tersebut pula, saya berterus terang bahwa isi dari halaman ini adalah copas dari sahabat saya, biar nggak dibilang plagiat gitu deeh ( sembah sungkem hehehee). Sejatinya ilmu itu kan dibagikan ya, biar bermanfaat, atas dasar itulah, daripada cuma nangkring di pesan grup yang gampang terhapus oleh waktu, eaaa.... ada baiknya saya spread ke dalam ruang yang lebih luas ( bilang aja lagi nggak ada ide, duuuh...). Sebagaimana judul postingan di atas, kali ini saya menyajikan cerita bijak dimana kita bisa mengambil hikmah. Adapun sumbernya tentu saja dari kitab para syaikh yang sudah pasti saya menangis ketika membacanya ( nangis nggak bisa karena arab gundul hahahaaa..)

Hikayat #1

Suatu hari Al Imam Abdullah bin Abbas rodiallahu 'anhu menaiki kendaraannya, kemudian dtg seorang laki-laki dan berkata :
Semoga Allah memberi engkau pahala yg besar wahain Ibn Abbas,anakmu telah meninggal dunia".
Kemudian Al Imam Abdullah Ibn Abbas turun dr kendaraannya dan melaksanakan sholat 2 rokaat.
Setelah sang Imam sholat, lelaki tadi bertanya kepadanya:
"aku kagum kepadamu wahai Abdullah,aku beritahu engkau tentang kematian anakmu kemudian engkau balas kabar itu dengan sholat"
Al Imam Abdullah bin Abbas menjawab: :wahai bapak, apakah engkau tidak membaca firman Allah ta'ala yg berbunyi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya : _Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar


Hikayat #2
Keutamaan Ilmu dan Ulama

Dihikayatkan dari Ka'ab Al Ahbaar rodiyallahu 'anhu berkata :
"Bahwasanya Allah telah menghisab seseorang hamba,kemudian didapati bahwa org tersebut keburukannya lebih banyak dari kebaikannya,maka disuruhlah orang itu masuk neraka.
Ketika dia berjalan ke neraka,Allah berkata kepada malaikat jibril a.s,"ya jibril bawa dia kembali, dan tanyakan padanya apakah ketika didunia ia duduk bersama org alim? Jika iya maka Aku akan mengampuni dosanya dengan syafaat org alim"
Jibril pun brtanya kepada orang tersebut dan jawabannya adalah 'tidak'
Jibril kemudian berkata kepada Allah,:"ya Allah engkau telah mengetahui bahwa jawabnnya adalah 'tidak'
Allah berkata :"tanyakan apakah dia mencintai ulama?"
Jawaban org tersebut 'tidak'
Allah perintahkan lagi kepada malaikat jibril untuk menanyakan kembali orang tersebut: "apakah dia pernah dalam satu hidangan bersama para ulama? "
Jawabannya :"tidak"
Allah perintahkan lagi kepada malaikat jibril untuk menanyakan kembali kepada orang tersebut : "apakah dia tinggal di suatu tempat yang mana tempat tersebut ada ulamanya?"
Lagi2 jawabnnya "tidak"
Allah perintahkan lagi kepada malaikat jibril untuk menanyakan kembali orang tersebut : "apakah dia senang dengan orang yang cinta terhadap ulama?
Jawabannya : "iya ya Allah"
Kemudian Allah berkata kpd malaikat jibril : "ya jibril..genggam tangannya dan masukan dy ke dalam surga, sungguh aku telah mengampuninya karena hal tersebut (dia senang dengan orang yang cinta kepada ulama)
Cintai Ilmu, atau Ulama dan bergaullah dengan mereka, atau minimal carilah teman/sahabat yg mereka juga cinta kepada para Ulama.
(Rfrnsi : Kitab 325 kisah Nawaadir Asshoolihin wa Majaalis Assaamiriin,catatan taklim bersama Assayid Zain bin Ibrahim bin Sumaith, Madinah Al munawwaroh)
Dalam sebuah riwayat hadits Nabi Muhammad bersabda:" Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (HR. Baihaqi)


Hikayat #3
Hati yg mati..

Suatu hari Ibrahim bin Adham rodiallahu 'anhu melewati pasar di kota Bashrah,kemudian orang-orang berkumpul menghampirinya. Lalu mereka bertanya kepada beliau : "yaa abaa ishaq (ibrahim bin adham) kami berdoa namun belum juga diijabah,ada apa dengan kami?
Ibrahim bin Adham : "sungguh hati hati kalian telah mati dikarenakan 10 perkara
1. Kalian mengenal Allah, tapi kalian tidak tunaikan hak2 NYA
2. Kalian mengaku cinta Rasulullah, tapi kalian tinggalkan sunnahnya
3. Kalian membaca Alqur'an, tapi tidak mengamalkan
4. Nikmat Allah kalian makan, tapi syukur tidak kalian lakukan
5. Kalian berkata,bahwasanya setan adalah musuh kalian, tapi kalian turuti mereka
6. Kalian juga berkata,bahwa surga itu benar adanya. Tapi kalian tidak juga melakukan perbuatan yang mendekatkan kalian kepada surga
7. Kalian pun berkata, bahwa neraka itu benar adanya. Tapi kalian tidak berlari darinya
8. Kalian berkata lagi, bahwa mati itu pasti. Tapi kalian tidak bersiap menjemputnya
9. Kalian sibuk dgn aib org lain, dan lupa dgn aib diri sendiri
10. Jenazah2 kalian kuburkan, tapi tdk kalian jadikan ibroh (pengingat)

Ya Allah jgn matikan hati hati kami..
Hidupkan hati kami dgn cinta kepadaMU dan Rasul-MU dgn berkah dan kemulian bulan Ramadhan..bimbing lahir bathin kami untuk tunduk dan patuh kepadaMU ya Robbanaa..
Amiiin


Hikayat #4
Antara "berkah", "musibah" dan jannah

Di ceritakan ada seorang laki2 arab dusun yg _damim_ (mukanya jelek) menikahi seorang wanita yg sangat cantik.
Kemudian suatu hari sang istri berkata kepadanya:"aku sangat berharap bahwa aku dan kamu berada di surga"
Suami berkata :"bagaimana itu bisa trjdi kepada kita?
Istri menjawab :"iya..kamu diberikan jodoh sperti aku dan kamu bersyukur, aku diberikan jodoh seperti kamu dan aku bersabar. Org yg bersyukur dan bersabar tempatnya di surga"

Demikian hikayat ini saya salin, semoga bermanfaat. Jika ada keluhan, hubungi ustadz terdekat...(emangnya lagi terapi hihihiii), feel free to comment yah.



Minggu, 11 Juni 2017

Bukber Jangan Dibikin Keder


Bagi orang yang melaksanakan puasa, ada dua kebahagiaan ; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan bertemu dengan Rabbnya ( Muttafaq’alaihi)
Entah ada istilah telat atau tidak tentang tulisan ini. Yang jelas, tulisan ini baru diketik setelah peringatan nuzulul Quran, meski ide sudah jauh-jauh hari (intinya males hahahaa).

Yaa....tidak dipungkiri bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial, mulai dari nilai-nilai spiritual,hingga fun activities yang menggelayut. Bulan puasa merupakan bulan yang identik dengan momen-momen kasih sayang dan kebersamaan yang dipioneri oleh iklan menyentuh hati di tivi sampai dengan acara reuni yang diramu dalam buka bersama.

Entah siapa yang mencetuskan acara buka bersama ini, nampaknya agenda menjadi agenda wajib, mulai dari rekan kerja hingga teman-teman sekolah dahulu kala. Bagi mereka yang eksis, pastilah sudah menjadwal, menandai kalender, kapan dengan siapa dan dimana. Saat-saat seperti inilah, biasanya momen saling melupakan kesalahan dan mempererat silaturrahim.

Selain urusan waktu, yang jadi perbincangan acara ifthar jama’i biasanya adalah tempat. Maklumlah ya, agenda yang diisi dengan makan-makan sedikit merepotkan terutama di akhir, entah urusan cuci mencuci atau sekedar berhadapan dengan mbak-mbak bagian administrasi. Mau di rumah sendiri atau rumah makan memang ada preferensi dan pertimbangan masing-masing. Semuanya mempunyai fanbase, punya plus dan minus juga. Bagi mereka yang menyukai berbuka di rumah mungkin punya beberapa alasan, seperti:

a. Lebih irit. Hahahaaa.....tetep ya urusan dompet jadi pertimbangan.

b. Lebih bebas dan santai. Ini biasanya jadi pertimbangan emak-emak yang punya krucil. Pilih yang homey, yang kira-kira nggak suruh ganti kalau merusakkan barang, wkwkwkkwk. Mau berlama-lama juga fine-fine aja. Apalagi dengan durasi maghrib yang cepat, kita bisa atur waktu, santap ta’jil, di sela sholat, baru deh santap berat. Kalau mau kayak begitu di resto kayaknya susah deh.

c. Nggak antri. Ya iyalah.....kalau di resto apalagi menjelang maghrib itu cuacana dah hectic, crowded. Belum tentu ucil-ucil bisa dikondisikan juga.

Akan tetapi, berbuka di rumah memang perlu tenaga ekstra, ya iyalah, selain memasak, acara ini juga dirangkai dengan mencuci piring sebagai endingnya. Kalau mau lebih praktis, tapi tetap santai, mungkin pesan nasi box bisa jadi pilihan, karena “hanya” menyisakan sampah.

Bagi teman-teman yang bermodal, punya kesibukan yang tak bisa ditawar, mungkin lebih memilih menyantap di luar, di rumah makan maksudnya. Apalagi alasannya selain praktis. Nggak capek capek masak dan mencuci perabot.

Dimanapun itu, apapun makanannya ( jiahhh...kayak iklan), yang penting niatnya ya. Jangan sampai agenda agung ini justru merepotkan yang mengurangi keikhlasan. Jangan pula acara yang berpotensi hingar bingar ini justru membuat kita lalai. Sudah tahu kan kalau di waktu menjelang berbuka adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.
“Sesungguhnya doa orang yang berpuasa ketika berdoa tidaklah tertolak ( Ibnu Majah)
Happy fasting everyone....

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...