Minggu, 11 Juni 2017

Bukber Jangan Dibikin Keder


Bagi orang yang melaksanakan puasa, ada dua kebahagiaan ; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan bertemu dengan Rabbnya ( Muttafaq’alaihi)
Entah ada istilah telat atau tidak tentang tulisan ini. Yang jelas, tulisan ini baru diketik setelah peringatan nuzulul Quran, meski ide sudah jauh-jauh hari (intinya males hahahaa).

Yaa....tidak dipungkiri bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial, mulai dari nilai-nilai spiritual,hingga fun activities yang menggelayut. Bulan puasa merupakan bulan yang identik dengan momen-momen kasih sayang dan kebersamaan yang dipioneri oleh iklan menyentuh hati di tivi sampai dengan acara reuni yang diramu dalam buka bersama.

Entah siapa yang mencetuskan acara buka bersama ini, nampaknya agenda menjadi agenda wajib, mulai dari rekan kerja hingga teman-teman sekolah dahulu kala. Bagi mereka yang eksis, pastilah sudah menjadwal, menandai kalender, kapan dengan siapa dan dimana. Saat-saat seperti inilah, biasanya momen saling melupakan kesalahan dan mempererat silaturrahim.

Selain urusan waktu, yang jadi perbincangan acara ifthar jama’i biasanya adalah tempat. Maklumlah ya, agenda yang diisi dengan makan-makan sedikit merepotkan terutama di akhir, entah urusan cuci mencuci atau sekedar berhadapan dengan mbak-mbak bagian administrasi. Mau di rumah sendiri atau rumah makan memang ada preferensi dan pertimbangan masing-masing. Semuanya mempunyai fanbase, punya plus dan minus juga. Bagi mereka yang menyukai berbuka di rumah mungkin punya beberapa alasan, seperti:

a. Lebih irit. Hahahaaa.....tetep ya urusan dompet jadi pertimbangan.

b. Lebih bebas dan santai. Ini biasanya jadi pertimbangan emak-emak yang punya krucil. Pilih yang homey, yang kira-kira nggak suruh ganti kalau merusakkan barang, wkwkwkkwk. Mau berlama-lama juga fine-fine aja. Apalagi dengan durasi maghrib yang cepat, kita bisa atur waktu, santap ta’jil, di sela sholat, baru deh santap berat. Kalau mau kayak begitu di resto kayaknya susah deh.

c. Nggak antri. Ya iyalah.....kalau di resto apalagi menjelang maghrib itu cuacana dah hectic, crowded. Belum tentu ucil-ucil bisa dikondisikan juga.

Akan tetapi, berbuka di rumah memang perlu tenaga ekstra, ya iyalah, selain memasak, acara ini juga dirangkai dengan mencuci piring sebagai endingnya. Kalau mau lebih praktis, tapi tetap santai, mungkin pesan nasi box bisa jadi pilihan, karena “hanya” menyisakan sampah.

Bagi teman-teman yang bermodal, punya kesibukan yang tak bisa ditawar, mungkin lebih memilih menyantap di luar, di rumah makan maksudnya. Apalagi alasannya selain praktis. Nggak capek capek masak dan mencuci perabot.

Dimanapun itu, apapun makanannya ( jiahhh...kayak iklan), yang penting niatnya ya. Jangan sampai agenda agung ini justru merepotkan yang mengurangi keikhlasan. Jangan pula acara yang berpotensi hingar bingar ini justru membuat kita lalai. Sudah tahu kan kalau di waktu menjelang berbuka adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.
“Sesungguhnya doa orang yang berpuasa ketika berdoa tidaklah tertolak ( Ibnu Majah)
Happy fasting everyone....

2 komentar:

  1. Aku suka bukber, cuma kalau bisa sih cri yang dekat masjid juga jd bisa magrib dan kalau bisa teraweh juga :D

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...