Senin, 12 Desember 2016

Karena Resign adalah Seni hahahaaa



Dimanapun kamu, pasti akan menemui orang yang bersebrangan fikiran denganmu.....
Dunia kerja memang penuh dinamika. Naik turun, emosi, menangis dan tertawa. Kadang mengalami masa hectic sehingga butuh piknik, kadang juga mengalami masa santai yang memanfaatkan wifi, ehhhh, nyang ini siapa yaa......
Yah, seperti anak-anak ya, orang dewasa pun kadang mengalami apa itu perselisihan, cenderung mengelompok ke individu yang mempunyai kesamaan entah itu hobi, selera ataupun masalah ( ealahhh)....Bedanya, kita nggak perlu lapor orang tua macam bocah di sekolah hahahhaaa....merasa sakit hati? terpojok? baper? wajarlah ya, namanya juga berinteraksi dengan orang, bekerja dengan orang. There are many various people that we interact with. Asal kita bawa rileks saja, semua pasti ada jalannya ( ceileeee).
Dunia kerja adalah dunia orang dewasa? Hahahaa...iya juga sih, kalau anak kan dunianya bermain. Tapi ya itu tadi. Dalam dunia kerja juga masih ada bagiannya, nggak melulu di depan laptop berurusan dengan berkas-berkas. Kita juga kan manusia, butuh rehat, refresh biar otak kita nggak geser barang satu inchi.
Sebagaimana ilmu psikologi, kegiatan yang berulang-ulang bisa menimbulkan efek jenuh. Yey...emangnya kita robot yang nggak punya rasa, jiahhhh......kalau jenuh sudah mulai akut bisa membuat efek yang tidak nyaman, emosi labil, bawaannya uring-uringan, psikosomatis , teman-teman yang lain mulai terganggu. That’s why, ada jargon “butuh/kurang piknik”. Kalau masih bisa ditolerir sih, cukup dengan piknik, family gathering, atau sekedar have fun dengan kolega.
Bagaimana kalau jenuh plus plus? Yaa jalan keluarnya mungkin dengan resign. Oops...apakah itu tabu? Ya enggaklah. Resign itu adalah hak semua orang hahhaaaa..... Dinamika kerja, keluar masuk perusahaan itu biasa. Apalagi bagi yang suka adventure, mencari pengalaman. Layaknya seekor burung yang hinggap tidak terlalu lama di atas dahan, setelah puas, ia akan terbang lagi, oh yeaahhhh....
Resign doesn’t always mean a bad thing. Yup, anggap saja resign adalah proses penyegaran. Justru yang pindah-pindah kerjaan itu yang banyak pengalaman,banyak cerita dan teman lho. Ada lagi salah seorang teman yang beranggapan bahwa dalam dunia kerjanya, dia harus punya target dalam hal posisi dalam kurun waktu tertentu. If he reaches the goals, then he is out. Hahahaa....mungkin tipe-tipe kayak gini yang nggak berdedikasi tinggi, loyalitynya dipertanyakan, wakwawww....sutralah ya, perusahaan punya orang ini (toyor palaaa...)
Well, Resign itu bukan aib pemirsaaa, justru resign adalah seni hahaa...Yang penting mah kita lempeng-lempeng saja. Kita mundur dengan terhormat tidak dengan membuat blackrecord. Ya iyalah, kalau kita white list, employer akan dengan senang hati membuatkan surat rekomendasi yang bermanfaat bagi kita untuk ke depannya. Tambahan lagi, tuntaskan dulu responsibilitynya, entah bikin laporan atau bayar utang ( eh....). Kan nggak enak kalau di tempat baru dikejar-kejar sama mantan ea eaaa.....

8 komentar:

  1. Resign itu salah satu pilihan hidup yang berdampak pada masa depan. Sepanjang kita yakin, hepi dan siap, kenapa enggak? Aku juga pernah resign kok. Alhamdulillah rejeki mah di mana mana ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, keluar dr zona nyaman, nyari challenge

      Hapus
  2. habis resign to mbak? jenuh plus plus nih...buka usaha di rumah aja mbak he3 aku suka tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum mbk, blm pny nyali. Kayaknya istikharah perlu nih

      Hapus
  3. Setuju sekali! Resign adalah seni! YEAAAHH!!

    BalasHapus
  4. Hahahaaa, karena semua akan bosan pada waktunya hihiiii

    BalasHapus
  5. Hahahaaa, karena semua akan bosan pada waktunya hihiiii

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...