Selasa, 23 Agustus 2016

Sianida, Conan dan Mahasiswa



Bingung mau kasih judul apa........
Akhir-akhir ini publik tersedot perhatiannya dengan kasus pembunuhan yang pengusutannya bagai mencari jarum dalam jerami. Tentu saja, media juga berperan dalam penyebarluasan kasus ini, bahkan ada stasiun tivi yang meliput jalannya persidangan secara live meski diselingi dengan komersial. Pasalnya, kasus ini pelik dan unik. Terlepas dari alasan kenapa tega meracuni sahabatnya, kabarnya “prosedure” kejahatan ini terinspirasi dari komik Jepang, Detective Conan. Tahu sendirilah isi dari Conan itu mulai dari awal hingga membuat alibi, perfect.  Done by the expert. Rapi, namanya juga mantan mahasiswa Australia, berpikirnya melaju ke depan, bahkan untuk urusan kejahatan sekalipun. Meski ujung-ujungnya ketahuan juga, tapi perlu digarisbawahi bahwa faktanya, buku tak sekedar buku. Buku bisa memberi efek yang dahsyat, bisa juga Cuma sekedar numpang lewat.
See,  komik pun bisa mempengaruhi pikiran manusia. Membaca memang harus ada ilmunya, tak sekedar membaca. Membaca bukan berarti menelan informasi yang ada. Kita tahu, ratusan buku dipublish setiap tahun dari berbagai penerbit dan negara. Tidak mungkin pemerintah dengan jeli satu per satu kontrol buku layaknya QC di pabrik-pabrik . Buku bukanlah seperti obat dan makanan yang harus lolos ujian dan mendapat sertifikat. Yang sudah ada badan pengawasnya saja sering banyak yang menyelinap, entah produk palsu, label halal yang kadal-uarsa dan lainnya. Jadi memang, kalau membaca buku itu harus dengan akal sehat, ditimbang-timbang, apakah ilmu dari buku itu bisa kita aplikasikan atau sekedar cuci mata daripada bengong. Itulah kenapa ada event bedah buku; untuk menaikkan penjualan, itu juga membuka pikiran mata batin pembaca, halahhh.
Apalagi di zaman di mana banyak media, portal-portal bacaan yang mudah didapat tapi kebenaranya belum bisa dipertanggungjawabkan. Di sinilah kecerdasan pembaca diuji. Ingatlah, bahwa kisah tragedi komunis di Indonesia, Uni Sovyiet dan lainnya berawal dari sebuah buku, Das Kapital karya Karl Marx. Pembaca yang cerdas bisa menelaah mana yang baik mana yang buruk. Pembaca yang cerdas tidak asal share tanpa ada crosscheck apalagi dari portal yang tidak dipercaya yang hanya mengedepankan rating. Conan memang menarik untuk dibaca tapi tidak untuk diaplikasikan ilmu kriminalnya. Jadilah pembaca yang cerdas dan bijak apalagi kita yang mengenyam pendidikan tinggi, yang katanya agent of change. Berubah sii berubah, tapi berubah ke arah yang baik dengan cara yang baik.




2 komentar:

  1. Saking peliknya masyarakat jadi bosan Mbak. Seolah hukum itu bisa dijual dan dibeli. Coba kalau kejadian itu menimpa mereka yang tidak punya uang, sejak dulu pasti kasusnya sudah close.

    BalasHapus
  2. Benar sekali mbak, kasus panjang krn ada uang. Trlepas itu semua, buku yg "hanya" deretan huruf bs menghipnotis orang ya. Makasih kunjungannya mbak:)

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...