Minggu, 14 Agustus 2016

Haris Azhar dan Paribasan "Ulo Marani Gebug"



 
Kemarin-kemarin sedang hebring-hebringnya eksekusi. Hihiii....ngeri-ngeri sedap gitu. Jagad Nusakambangan seakan bergoyang. Orang lain bisa saja berkata bahwa maut itu di tangan Tuhan, tapi bagi mereka yang terpidana mati, lain cerita. Iya sih, maut di tangan Tuhan, tapi lewat perantara juru senapan. Positifnya, kita bisa mempersiapkan sangu untuk dibawa menghadap Sang Gusti Allah jauh-jauh hari, tapi kalau urusan amal diterima atau tidak, itu urusan Yang di Atas. Lama juga lho, dari sejak mereka divonis hukuman mati sampai pada waktu eksekusi. Mungkin pak polisi ingin mereka tobat sebenar-benarnya, mempersiapkan bekal akhirat yang barangkali bisa menutup dosa-dosa sebelum tertangkap. Ya kalau mereka sadar sih benar-benar tobat apalagi kalau memang tidak ada celah untuk grasi, garasi atau agresi, entahlah apa itu namanya. Yang ndableg, masih jadi makelar bisnis haram dengan membayar upeti kepada sipir, mematikan cctv dan banyak lagi.
Seperti yang baru saja terlontar seorang yang saya sendiri sebenarnya tidak begitu kenal, Haris Azhar, aktivis dari Kontras. Nyanyian beliau ini bisa jadi Cuma obrolan numpang lewat ibu-ibu gang senggol atau bisa jadi pantikan api bagi orang-orang yang terlibat. Lha bagaimana tidak panas, wong Haris berujar kalau dibalik bisnis haram ada sejumlah tokoh dari BNN ataupun petinggi negara yang lain. Semua terkejut, ngetroll sampai jantungan.  Nah, sayangnya, kenapa dia berani bicara seperti itu ketika gembong bisnis haram sudah di alam baka. Kan wagu, kita kan butuh keterangan dari bigbos itu, enggak Cuma otopsinya saja. Lha kalau begini, sumber mana lagi yang dikorek? Jangan heran kalau nanti ujaran dari Haris Azhar itu Cuma dianggap lelucon, apesnya lagi, ia mungkin bisa jadi senasib dengan jajaran KPK lain yang menginap di hotel prodeo. Itu Cuma apes ringan lho. Karena hanya dianggap mencemarkan nama baik. Paribasan orang Jawa, Ulo Marani Gebug, ular menjemput pukulan. Terus apes beratnya bagaimana? Lha, siapa tahu jaman petruk, eh petrus kembali muncul atau malah nasibnya sama dengan Freddy Budiman, mbak Merry dan orang-orang Afrika lain yang namanya susah disebut. Kalau memang betul apa yang dikatakan mas Haris, semoga diberikan kelancaran dan keselamatan. Memperjuangkan hak segala bangsa dan ikut menertibkan ketertiban dunia sudah dari dulu tertulis di pembukaan Undang-Undang. Kebebasan berpendapat dijamin oleh pemerintah. Tetap semangat pak Haris, jangan seperti saya yang Cuma ngedumel di belakang. Tenang pak Haris, kami bantu kok, bantu dengan doa.

2 komentar:

  1. Sakit mba di gebug. Ulone kok yo gelem.
    Semoga segera clear isunya biar nggak ngalor ngidul dan narkoba bisa diperangi.

    BalasHapus
  2. hahahaaaa iyaaaaa......paribasane kan ngono :)

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...