Selasa, 05 Januari 2016

Guru ; Digugu lan Ditiru




Guru oh Guru

Tahun baru dengan resolusi yang lama, hoahemmm.... Kali ini penulis Cuma mau kasih sambutan ringan sajalah yaa....
Tahun yang semoga tidak gaduh, diawali dengan kisah orang tua yang mencukur rambut guru anaknya tanpa tabayyun dahulu, sambil mengucap kata-kata yang tidak senonoh....walahhh...
Seiring perkembangan zaman, beragam kepentinganpun bermunculan. Kebutuhan semakin bervariasi, yang tadinya hanya bersifat sekunder, sekarang menjadi primer. Pola pikirpun perlahan berubah. Beda generasi, beda pendapat, bisa jadi-bisa jadi....
Karena biaya hidup yang semakin meningkat, banyak kita jumpai mamah-mamah yang ikut serta dalam mencari penghasilan. Tak sedikit dari mereka yang jam kerjanya sama seperti kaum lelaki, berangkat pagi, pulang malam. Naahhh....kalau sudah begini, biasanya anaklah yang menjadi korban. Mereka seakan dilema, antara pekerjaan dan buah hati. Kalau sang pengasuh bisa kita andalkan, seperti sanak saudara kita, bersyukurlah, apalagi kalau kita masih memperhatikan mereka, meluangkan sejenak waktu untuk bercengkerama.
Untuk anak yang usia sekolah, enaknya, lebih mudah untuk diajak kompromi. Apalagi, anak-anak tersebut cenderung bermain dengan teman sebaya, yaa, asalkan ada uang jajan. Ditambah lagi, kalau mereka mengikuti full day school. Wahh, bisa terarah anak saya, mungkin sebagian orang tua berfikir begitu. Daripada bermain enggak jelas, saya masukin full day school, berangkat bareng saya kerja, pulang kerja saya jemput, enggak perlu pengasuh lagi kan????
Lho....lho....menurut saya, sekolah bukan hanya sekedar penitipan anak, dimana anak diperhatikan, di-bobo-in, dikasih makan...bukan, itu. Apalagi yang full day, mirip sihh...jam belajar, jam istirahat, jam sholat, jam makan siang, adaaa. Tapi perlu diingat, mereka, yang terjun menangani siswa adalah guru. Saya yakin, pendidikan mereka cukup jempolan. Ada adab-adab tertentu terhadap guru.
Yang kemungkinan bisa terjadi di lapangan yaitu ketika orang tua mengandalkan sepenuhnya 100%. Ini memang sedikit memprihatinkan, ketika orang tua menuntut ini itu tetapi tidak mau tahu. Sebagian dari mereka malah tidak menanamkan bagaimana adab yang baik terhadap guru ( dulu pernah sekolah juga tho), berbicara seenaknya, terlalu kepo atas pribadi guru, berbicara keras dan lain sebagainya. Secara tidak langsung, perilaku orang tua yang seperti itu menjadi cerminan perilakunya terhadap guru. Yahh...tapi memang, dibalik cerita "tertindasnya" para pendidik ini, ada sebagian cerita negatif guru, guru yang "wagu tur saru " Bukankah terserapnya ilmu dari guru itu juga dipengaruhi sikap terhadap guru.Yahh...tapi memang, dibalik cerita "tertindasnya" para pendidik ini, ada sebagian cerita negatif guru, guru yang "wagu tur saru ". Memang segalanya harus berjalan sesuai normanya, guru sebagaimana guru, murid sebagaimana murid.
Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu berkata:
كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا
“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).
Umar bin Khattab berpesan :
تواضعوا لمن تعلمون منه
Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.
Jika seorang murid berakhlak buruk terhadap guru, maka akan menimbulkan dampak buruk juga, hilangnya berkah ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan dan menyebarkan ilmunya, dan keberkahan ilmunya itupun akan hilang dari muridnya kelak”  Al Habib Quraish Baharun

4 komentar:

  1. Jadi guru jaman skrg gampang2 susah ya Mbak. Sy aja yg 'hanya' guru les di bimbel juga ga lepas dr 'ujian' ihicks. Komplain dr ortu tanpa kroscek dlu. Duh duh duh, jaman keterbukaan malah cenderung kebablasan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ho-oh mbak,lain sama jaman dulu kita sekolah yaa...

      Hapus
  2. Itu btul bnget yg full day school, bbrp ortu mmang spt mnganggap skolah bagai penitipan anak. Ktika mereka ada meeting sampai sore bnget, anak dibiarkan di sklh. Gurunya 'terpaksa' nungguin. Pdhl sang guru kan mau pulang jg, jadi tertahan di sklh sampe mnjelang magrib.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiyyaaaa mak, lha kalo buruh itu diitung lembur, nek kita hahaaa..????

      Hapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...