Minggu, 30 Juli 2017

PIL, Pemimpin Idaman Lakyat, eh Rakyat

Adil adalah menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah, dan membenarkan yang benar, mengembalikan hak yang empunya dan jangan berlaku zalim diatasnya –Hamka.
Mencoba tidak melirik, tapi kok menggelitik, mencoba tak membuka tapi kok sepet di mata. Ah berita-berita itu, mau berpaling kok gemanya malah makin melengking. Fitnah di mana-mana, dua kubu beradu, fakta, hoax campur jadi satu.

Akhir-akhir ini memang berita seperti dagelan ya, lucu aja gitu kalau dijadikan sarkas. Gaduh, gaduh memang negeri ini, entah sebenarnya mau dibawa kemana ya.
Berawal dari pilpres, lanjut dengan pilkada DKI yang diwarnai dengan sejumlah kasus, mulai dari penistaan hingga isu korupsi sejumlah proyek. Saya pikir bakal tutup buku, selesai setelah terpilihnya gubernur baru, tapi ternyata tidak. “Perang saudara”, dua kubu yang bertolak belakang tak jua berkesudahan.

Ya, negeri ini sedang ringkih. Untuk negara seluas Indonesia dengan adat, budaya, suku, ras, agama yang beragam memang rawan dengan konflik. Sejumlah lakon yang penting justru tidak memainkan perannya dengan baik. Hal ini menjadi alasan mereka yang kreatif dengan membuat meme meme yang mengolok-olok, meragukan kinerjanya.

Contohlah saja polisi. Instansi ini belakangan dipandang sinis oleh masyarakat atas gaweannya yang jauh panggang dari api. Kasus-kasus yang embuh lah, mulai chat sex habib yang belakangan malah dipatahkan oleh sejumlah ahli, penyiraman begawan KPK yang katanya rentetan dari bisnis online shop sang istri, ngorek-orek jualan beras yang katanya bla bla bla tapi ujungnya dipermalukan di depan dewan. Saya kira dagelan Cuma ada di ketoprak humor tapi faktanya ada lho, hahahaa( entahlah, mau ketawa atau menangisi pertiwi).

Hayuklah para pemangku negeri, rakyat makin cerdas lho seiring dengan tekhnologi informasi yang melesat. Dan pada akhirnya, informasi yang benar, yang logis dengan mudah rakyat dapatkan. Mereka sudah paham mana yang fakta mana yang plintiran. Kalau masih ndableg membela yang salah berarti ada kepentingan di atas kepentingan, wes lah ngono.

Bangkai tetaplah bangkai....serapi apapun pasti akan ketahuan juga

Memang rumit sih ya, apalagi bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berbudi, termasuk mengingat utang budi. Misalnya, utang budi diberi pangkat yang justru jadi jongos yang memberi pangkat, ea eaaa....Ya kan katanya utang budi dibawa mati kan ya.....halah...

Berharapnya si, udah, cukup, jangan sampai ada pertumpahan darah, perang saudara. Asalkan yang diatas berlaku adil, rakyat nggak berisik kok. Adil terhadap semuanya, tidak berat sebelah, tidak membeda jawa, china, islam kristen. Tetaplah berdaulat terhormat, bukan menjadi jongos negeri sendiri, tikus mati di lumbung padi. Telah banyak bukti bahwa Indonesia sesungguhnya negara yang kaya raya tapi kok ya Cuma sepandang mata saja hasilnya.

Jadilah pemimpin yang amanah, pemimpin yang takut Allah dan dicintai rakyatnya, buat yang jomblo bolehlah ya ikut serta membangun negara meski belum membangun rumah tangga eaaa....

“Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan surga baginya.” (HR. Al-Bukhari, No. 6618).

“Sesungguhnya seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang mempersulit (menyusahkan) rakyatnya. Oleh karena itu, janganlah sampai kamu tergolong dari mereka,” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Aidz bin Amar).









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...