Selasa, 25 Oktober 2016

Perbanyak Kolega, Utamakan Keluarga



Berapa banyak orang yang kalian kenal di kantor? Bagaimana kalau lain kantor tapi masih di gedung yang sama? Berapa banyak followersmu di twitter? Berapa banyak temanmu di fb dan berapa pula yang meninggalkan komentar di setiap postinganmu???
Di jaman yang serba modern, digital dan kebutuhan semakin kental, adalah suatu hal yang wajar kalau hidup bersosial itu menjadi lebih luas, lebih lebar. Mudah sekali kita menambahkan teman meskipun sebelumnya belum pernah jumpa. Tinggal klik, saling komen, jadi deh teman khayalan yang sejatinya tidak diketahui secara pasti bagaimana orang tersebut. Yahhh, kalau Cuma sekedar kata-kata mah, orang-orang bisa saja mendadak menjadi pujangga  layaknya Chairil Anwar menggoreskan pena. Berawal dari satu lift, satu kereta akhirnya menjadi teman cerita, entah itu via bbm ataupun WA. Jaman sekarang, apa sih yang nggak mungkin, kamu di Amerika dan saya di Jakarta pun bisa bertatap muka seperti tetangga, hahahaaa.....
Ya tidak salah si kalau memang banyak teman di dunia maya. Ada banyak alasan mulai dari menjaring pelanggan kios online nya atau bisa mengkomersilkan akun yang followersnya sudah bejibun (ampuun kakak, nggak ada maksud apa-apa ini ).
It seems that people can’t live without smartphone nowadays. Sebentar sebentar cek Fb, cek IG, cek twitter. It’s okeylah selama masih bisa me-manage waktu dengan baik, masih ingat anak istri, masih dengar panggilan ayah ibu, masih bertegur sapa dengan tetangga,itu semua masih ditolerir lah ya. Kalau toh berpaling muka sama tekhnologi begituan kok kayaknya juga bukan pilihan yang bijak, walau bagaimanapun kita juga harus mengimbangi perkembangan zaman.
Just be smart, only smart people deserve to use smartphone, aw awww. Gunakan media-media dan fitur-fitur dengan bijak, tidak melulu hanya stalking mantan, mantengin fp nyinyir kekurangan orang atau hal-hal lain yang bikin emosi jiwa alih-alih mendapat hiburan hahahaa....
However, the world is not just only in smartphone. Tetaplah yaa, yang kelihatan batang hidungnya, yang berada di sekitaran kita juga perlu digauli, diajak berinteraksi maksudnya. Kalau ada sesuatu dengan diri kita, kan yang deket yang turun tangan,contoh, kamu lapar, yang dicari ibumu, laptopmu rusak, kamu pinjam punya kakakmu, genteng bocor, minta tolong tetangga buat benerin. Kalau kalian sakit, mereka justru lebih berperan mulai dari mengantar berobat, membelikan bubur bahkan sampai memberi utangan. Hahahaa, lebih dari hanya sekedar ucapan GWS ataupun sticker karangan bunga. Jika pun hal yang terburuk terjadi, keluargalah yang senantiasa berdoa, doa yang tulus tidak seperti doa di wall facebook yang punya modus, ea ea,”ketik amiin and nde brew nde brewww.
Homo homini lupus, homo homini socius, manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia adalah makhluk sosial. Silahkan berekspresi dalam bersosial tapi tetaplah keluarga sebagai fondasi utama, tetangga tetap disapa.  By the way, page viewer udah berapa yahhh ( walaaahh, masih ngesot makkk), ah lagi-lagi mengandalkan temannya mbak maya nih.

                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...