Kalau Serius Jangan Cuma Pin Mbak....

Sekarang tuh ya, banyak banget fasilitas-fasilitas untuk komunikasi. Kalau dulu Cuma sebatas SMS sekarang makin beragam seperti WA, BBM, We Chat, Kakao Talk and many more. Mainannya bukan pulsa senilai ribuan tapi kuota ( ya emang si tetep beli-beli juga haahhaaa).

Jadi gini teman-teman, langsung saja ya. Bukan maksud hati untuk menyudutkan salah satu fasilitas komunikasi, tapi tulisan ini muncul, terinspirasi,( halah), teman yang kena musibah karena kecerobohannya.

Awalnya begini, sebut saja mawar ( aampuun sobat ), sedang butuh-butuhnya netbook. Pokoknya urgently needed. Dengan budget sekian bisa dapat itu barang. Yah, karena kami ini kaum papa yang sibuk (bahasanya itu lhooo), sobat saya ini berburunya cukup online saja. Nah, setelah search ke sana kemari, dapatlah itu barang dengan harga yang nyungsep deh pokoknya. Sesuai budget dan fasilitasnya not bad lah. Nggak tanggung-tanggung dong, belinya dua, aw aw aw. Beliau pikir barang ini dari black market makanya harganya jungkir balik. Dengan semangat 45, bergegas dong buat transfer. Kata mbak penjualnya, dua hari sampailah, meski jauh ( Surabaya-Bekasi bo).

Sehari setelah transfer, hati mulai dag-dug-dig, bulu kuduk mulai bergidik. Ternyata contact BB korban di delcon, alamakkk. Mana bisa menghubungi kalau nggak berteman di BB. Sialnya, sobatku ini Cuma punya contact BB, bukan nomer hp. Lha kalau nomer hape kan masih bisa dicontact. Nyesegnya, itu tersangka masih leha-leha mengiklankan produknya di laman olshop ternama. Hufttt, mungkin belum rejeki, tapi ya tetap saja ngganjel di hati.

Jadi pemirsa sekalian, inilah sebenarnya yang bikin saya agak nggak nyaman berkomunikasi pakai fasilitas ini. Ya memang si, mungkin privat banget sampai –sampai mau kirim pesan saja harus menunggu konfirmasi pertemanan. Kalau menurut saya malah ini yang bikin tidak sehat buat customers.  

For me, kalau serius mah, kenapa tidak nomer, jadi malah welcome sama siapa saja. Apalagi kalau tiba-tiba hape rusak, mau menghubungi ya harus invite lagi.. Kan kasihan juga ya pembeli. Kalau perlu, cantumkan tak hanya satu nomer.  Apalagi kalau pembeli dari jauh, nggak tahu juga apakah itu alamat fiktif atau bukan. However, memang dari kita sendiri juga harus hati-hati. Nobody knows lah ya, niat hati orang beda-beda. Ada yang punya pengalaman begini? Hemmm, ada-ada saja ya modus mencari rejeki yang tidak halal. Semoga mbak-mbak di sana dibukakan mata hatinya ya.....

Saya mah nggak pake pin pinan BB, lebih bagus pin ATM sih, hahahaaa.....