Minggu, 06 November 2016

Menjadi Garam dalam Sayuran




Pagi-pagi om-om ojek online sudah menghampiri. Everything seems so easier ya. Dengan ramah sang pengendara mempersilahkan naik customer. Tak peduli jauh dekat, banyak atau sedikit fee, tetap dengan senang hati melayani.

Sampai kantor, lantai sudah beranjak mengkilap dan aroma toilet yang masih standar. Oh, pegawai OB ternyata sudah datang. Startnya lebih pagi daripada karyawan lain dong. Kalau rumah dekat ya anggap saja sebagai berkah jadi tidak perlu bermacet ria. Kalau rumahnya agak jauh ya anggap saja sebagai pemanasan.

Tak hanya itu, mpok-mpok penjual nasi pun sudah sibuk meladeni permintaan pembeli termasuk diriku yang hina ini ( lebayyy, jitaakkk). Itu kapan ya dia masaknya, habis subuh sudah matang semua.


See, ternyata memang kita tidak hanya berinteraksi dengan rekan sekerja saja. Kita tak hanya butuh atasan yang menggaji kita tapi ternyata masih banyak elemen yang mendukung kelangsungan hidup ( idih, bahasanya scientific banget)

Apapun itu, tidak ada yang sia-sia dari setiap usaha ( yang positif lho ya). Apalagi kalau tujuannya nafkah keluarga, bisa dobel-dobel pahalanya. Bayangkan saja kalau di kantor nggak ada OB, emang situ mau direpotkan dengan nyapu, ngepel sampai masak air? Kalau tidak ditemui tukang nasi uduk pagi-pagi, bersiaplah dengan bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan, apalagi yang emak-emak pekerja. Lebih riweuh  lagi urusan.
Apakah ini berarti cita-cita cukup sampai disitu saja? Ya enggaklah. Monggo, gapailah cita setinggi langit tapi tidak dengan merendahkan profesi yang lain. sukur sukur, kelak jika kamu jadi pemimpin bisa meninggikan mereka ( gajinya maksudnya, heheheheeee).

So, tidak ada salahnya menjadi profesi apapun. Bahkan seorang presiden pun masih butuh tukang cukur. Sebuah kota yang bersih tak lepas dari tukang sapu yang membersihkan jalanan. Lha kalau semua itu direktur, terus yang nyapu kantor siapa? Gedung tidak akan berdiri tegap tanpa kuli, hanya berwujud gambar di kertas arsitek saja. Dengan bilang terima kasih mereka sudah merasa dimanusiakan apalagi dengan sedikit tip, itung-itung rejeki nomplok, halahhh ( meski memang sejumlah tempat menolak adanya tip karena bisa berpengaruh dengan kinerja, bisa dipahami lah yaaa.

Tetaplah menjadi  berharga dimanapun kamu berada tetaplah berarti dalam segala posisi.  Jika saat ini pekerjaan kalian dianggap di bawah, tak perlu berkecil hati. Toh, garam itu tak terlihat tapi menjadikan sayur lebih berasa, ceileee. Tenang, di mata Allah, yang berharga itu adalah iman dan takwanya kok (cek diri sendiri ah)

2 komentar:

  1. postingannya super mbak. Pendek tapi makjleb. Ngebantu kita buat terus bersyukur dan menghargai diri kita sendiri dan orang lain.
    Salam kenal ya mbak:)

    BalasHapus
  2. makasih mbak, cuma menghibur diri niatnya hahahaaa....salam kenal juga

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...