Senin, 26 September 2016

Balada Ibukota Mencari Papakota



 
Masih fresh sekali yaa....sekarang ini sedang riuh, gegap gempita tentang penetapan calon gubenur Jakarta. Yaa...seperti biasa, karena memang media menyoroti (banget) tentang pilkada ibukota ini, mau tidak mau publik juga terseret (halah) dalam kawah berita ini. Ibukota sedang mencari Papakota. Pilkada yang sebenarnya hidangan masyarakat ibukota kini jadi bahan omongan rakyat se-Indonesia Raya (lebayy makkk).
Udah pada tahu kan ya, siapa calon-calonnya. Koh Ahok, sang petahana, Babah Anies Baswedan yang merupakan tokoh akademisi yang pernah tercatat sebagai rektor Universitas Paramadina dan yang terakhir yaitu mas Agus, seorang anggota TNI yang kinyis-kinyis, rela keluar dari korps tercinta, untuk meraih cita (???)
Seperti pengalaman sebelumnya, ajang pesta demokrasi entah itu lokal ataupun nasional, pasti ada deh itu yang namanya black campaign, kampanye hitam dari segelintir orang yang fanatik sempit namun tak bertanggung jawab itu (ceileee). Biasanya sih, kampanye yang tidak berkualitas itu disampaikan oleh media yang condong ke arah satu calon, entah itu media cetak, elektronik ataupun sosial. Ya....sudah bukan rahasia umum lagi memang, sekarang ini media kebanyakan tidak netral. Maju tak gentar membela yang bayar, aihh....
Siapapun yang jadi jago, bermain yang bersih lah yaa. Publik sudah semakin pintar kok. Mana yang tulus mana yang pencitraan ( lho lhooo....). Yakin deh, kalian itu punya sesuatu yang  bisa “dijual”, something special, something different. Pak Ahok dengan gayanya yang ceplas ceplos tapi cukup membawa perubahan dalam birokrasi, pak Anies yang aduuhh cerdasnya yang memang keturunan pejuang pemrakarsa kemerdekaan RI. Pasti dong tidak diragukan nasionalismenya dan yang terakhir yang masih muda, yang bisa membuat ibu-ibu rontok hatinya, mas Agus dengan segepok pengetahuan kemiliteran dan kecerdasannya.
Tidak perlu saling menjatuhkan meski mereka dari akar yang berbeda. Ahok adalah keturunan China, Anies adalah Arab dan Agus adalah orang Jawa. Monggo, pilih yang mana yang sesuai hati nurani dan kira-kira pantas memegang tampuk kepemimpinan ibukota. Kalau secara wajah, pas lah ya. Wajah mereka yang rupawan semoga membawa kebaikan.
Naiklah tanpa menjatuhkan yang lain, perbaguslah tanpa menjelekkan yang lain. Jadilah pemimpin yang amanah, jangan seperti kisah cinta dedek-dedek gemes yang manis di depan pahit di belakang, ea eaa eaa.... Buat ibu-ibu dan remaja putri yang labil, awas, jangan tertipu tampang lho. Jangan pula bilang yang pas di hati (yang paling dalam hiks hiks hiks) karena mereka sudah punya istri hihiiii.... baper baper deh. Jadilah pemilih yang cerdas ya. Jaman sekarang memang harus melek media agar terhindar dari buruk sangka.
Selamat bersuara ya, saya mah Cuma penggembira saja. Tinggal di DKI ya enggak, KTP Ibukota juga enggak, jadi enggak usah banyak-banyak komennya lah ya. Ngomong-ngomong, mas Agus, kalau tidak terpilih jadi gubenur, jadi artis boleh jadi pilihan tuh. Pesonanya tidak kalah dengan kapten Yoo Si Jin di drama korea Descendant of the Sun itu hehehehee...

2 komentar:

  1. Setuju Mak, semua punya kelebihan dan kekurangan bukan karena rasnya. Sama, nonton aja, bukan KTP DKI

    BalasHapus
  2. hahahaaa iya mbak, yang penting membawa kebaikan bagi semua :)

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...