Rabu, 14 September 2016

karena rumput tetangga (tak) selalu lebih hijau



“ wah, bu Linda enak banget ya, ga perlu capek capek kerja. Di rumah semua dikerjakan dengan mesin, jadi ringan pekerjaan rumahnya.”
“ Rissa kurang apa coba, cantik, pinter, mau apa tinggal bilang. Sempurna banget deh hidupnya.”
Begitulah tetangga gang sebelah bergumam. Tak disangka-sangka, ibu Linda yang mereka gosipkan, ternyata harus pintar-pintar mengatur keuangan karena penghasilan suami dibagi dengan istri kedua. Ia pun rajin menulis ke berbagai redaksi untuk mendapat tambahan karena memang tidak diperkenankan bekerja demi mengurus anak. Di lain gang, Rissa, yang mereka puji-puji, ternyata harus bersabar karena orang tuanya yang sibuk, tidak mau tahu. Mereka hanya mau nilai sekolah Rissa tidak boleh kurang dari delapan, kalau tidak, orang tuanya bisa naik darah dengan mengurung dia di kamar tanpa diperbolehkan memegang handphone, laptop maupun televisi.

Memang ya, hidup itu seperti gunung es. Apa yang nampak itu hanya sebagian kecil. Kadang apa yang nampak keluar itu indah, belum tentu dalamnya juga sama. Yang indah belum tentu indah, yang kelihatannya susah, justru mereka menikmati. Lagian, kalau kita terus-terusan memandang hidup orang lain, lha kita kapan ngurusi hidup kita. apalagi yang kita pandang lebih jauh di atas. Mencari motivasi, iya, tapi tidak Cuma mengkhayal saja. Lihat tuh artis artis, bagus cantik rupawan tapi ternyata cerai, ternyata tersandung kasus narkoba, ternyata harus banyak mengkonsumsi suplemen kimia, ternyata harus start kerja lebih awal, ternyata lebih sering meninggalkan keluarga. Ya....memang selalu ada resiko dari pilihan. Selalu ada sisi baik maupun buruk dari seseorang.
Yes.....karena rumput tetangga tak selalu lebih hijau. Daripada  dengki dan iri, lebih baik kita yang introspeksi diri.
Bersyukur akan nikmatNya itu penting. Allah bahkan menjamin mereka yang senantiasa bersyukur dengan nikmat lain yang lebih besar.
Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. [Ibrâhîm/14:7]

Kalau ada tetangga yang tengah mendapat kebahagiaan, boleh lah yaa kita ikut hepi, malah enteng, tidak terhindar dari stress karena envy atau malah mendoakan yang sebaliknya? Lahh jangan itu mah, bahaya.

Imam Abu Daud meriwayatkan dari hadits Abu Darda RA bahwasannya Rasulullah bersabda:
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak, ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”

Nahhh lhooo....doanya malah kembali ke kita, kan berabe urusannya.
Thanks to Allah sambil lihat di sekitar yang tidak seberuntung kita. Sebelum mengeluh karena hanya makan tempe, lihatlah mereka yang hanya makan nasi sambal dua kali sehari. Sebelum kamu mengeluh karena rumahmu yang kotor, keramik lepas, lihatlah mereka yang tidur di kolong jembatan. You don’t need to place yourself to be the saddest man. Say alhamdulillah and cheer....don’t forget to do the best as you can.

Ya , karena rumput tetangga tak selalu lebih hijau. By the way, rumput itu juga termasuk tanaman penganggu lho, menganggu pertumbuhan tanaman lain yang lebih prospektif hihihiiii.....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...