Rabu, 21 September 2016

Dear Parents,Sinergi yang Harmoni



Dear parents.......
Pertama-tama, saya akui ( halahhh) sebenarnya saya sendiri bingung mau menjuduli eh, memberi judul tulisan ini apa. Selain itu, masih ragu juga, sebenarnya tulisan ini layak didedikasikan kepada siapa.

Jadi, rangkaian kata ini ( cieee) berawal dari obrolan dengan teman seprofesi. Topiknya sih ringan-ringan saja. Intinya perbedaan dunia pendidikan yang dahulu dan sekarang. Mungkin kalau dulu, teori parenting tidak begitu menggelegar, dunia pendidikan adalah tabu. Pendidikan itu hanya seputar guru, kepala sekolah dan siswa. Sebagai orangtua hanya keluar biaya dan doa. Iya betul, tak sedikit orangtua yang sangat memperhatikan pendidikan anaknya, tapi itu hanya sebatas dukungan moral dan finansial.

However, nowadays, karena pendidikan orangtua yang cukup tinggi, perhatian terhadap anaknya pun mengiringi dengan ekspektasi yang wow gitu. Loh....iya, kadang tanpa selidik kroscek dulu sudah bertingkah. Apalagi dengan banyak teori parenting yang beragam ( yang sebenarnya hasilnya baru kelihatan belasan tahun kemudian), mereka kadang “ikut serta” dalam pendidikan di sekolah yang sebenarnya tidak penting-penting banget.

As for myself, sebelumnya, terima kasih untuk para orang tua yang sudah memperhatikan anaknya dan berperan dalam pendidikannya. Hanya saja, wujud dari perhatiannya sebaiknya tidak terlalu over yang terkesan mencampuri rumah tangga sekolah. Lah kok bisa? Iya, mungkin dari pihak sekolah kurang adanya ketegasan peraturan, terlalu mengutamakan “customer” sehingga sekolah itu sendiri tidak punya power, tidak punya kendali. Walahh....panjang amat yak, contohnya gimana. Sederhananya; misalkan ada orang tua yang complain langsung ke “pemegang saham”, lantas tanpa ba bi bu, kroscek lebih dulu, saudara tersangka yang dicomplain tahu-tahu kena semprot. Dengan tiba-tiba, keputusan yang sudah ketok palu lantas belok 90 derajat hanya karena segelintir oknum. Itu adalah contoh kecil dimana peran sekolah dan orangtua tidak bisa bersinergi (semoga saya terhindar dari orangtua yang banyak complain hihiii....)

Peran orangtua murid ituuu...iya betul, memang diperlukan demi keharmonisan bersama dan eksistensi sekolah di masa depan. Namun, ada baiknya diseimbangkan. Ingat, sekolah tetap punya andil lebih besar. Sekolah merupakan lembaga yang insya Allah diisi dengan orang-orang yang memang dari disiplin ilmu yang dibutuhkan. Itupun mereka ( para guru khususnya) dalam perjalanan kariernya masih ditambah dengan pelatihan, seminar, workshop dan event event lain yang menunjang profesinya. Lantas, yang dimaksud seimbang itu seperti apa siyy?

  •  Biasakan selalu up to date dengan informasi yang diberikan. Sometimes, kita temui orangtua yang tidak membaca informasi tapi entar di belakang komplain. Lho kok begini, kok begitu??? Padahal sebelumnya sudah diberitahu. Apalagi menanyakan hal yang sama berulang kali. Sabarrrr.....
  • Kalau mau complain, mohon alurnya tepat ya parents. Maksudnya ? iya, kalau ada yang mengganjal tentang kehidupan di sekolah (jiahhh) ya sampaikan sama yang berwenang di sekolah, utamanya guru kelasnya dulu. Jadi dari tingkat yang lebih rendah. Kalau di tingkat yang lebih rendah bisa di-clear-kan kenapa harus sampai ujung tombak? Apalagi sampai meluber ke orangtua murid yang lain. Entar malah ujungnya tidak baik. Biasalah ya....orang kan kalau menyampaikan kata-kata ditambah-tambah...hihiii....Nanti jadinya, masalah yang sebenarnya sudah closed, di luar sana ternyata masih berkicau walahhh....

Anyway, teacher is a human too. Nobody’s perfect. Kalau terjadi kekeliruan, silahkeun diluruskan dengan cara yang bijak. Ini bukan untuk orangtua juga lohh, tapi buat rekan senasib sepenanggungan. Ingat mengkritik di depan umum itu justru menjatuhkan sedangkan mengkritik di belakang itu tanda kasih sayang ( cie cieee).

Thanks parents for your support yaa....semoga bisa bersinergi yang sehat okeyyy........

2 komentar:

  1. bener.. jika ada complain mending dari struktur hirarki terendah dulu.. bagaimana masalah harus diselesaikan.. ga langsung ke yayasan.. yg kesannya ngadu2 ..

    BalasHapus
  2. iya mbak, padahal guru tidak ada niat buruk terhadap muridnya....be positive

    BalasHapus

English_6thGrade_#4

  Cross a,b,c or d of the right answer! 1.       Kim :................? Ran: I am twelve a.        How are you                        ...